ManfaatArea Bermain Outdoor Bagi Anak. Bermain di area outdoor dapat mengembangkan otak dan saraf motoriknya. Adapun manfaat lain yang di dapatkan anak jika belajar di luar ruangan yaitu: 1. Menstimulasi Kinerja Motorik. Anak yang bermain di area outdoor bisa bebas berlari, memanjat, melompat, atau aktivitas fisik lainnya. Ini berdampak baik untuk anak karena dapat melatih kekuatan otot dan keseimbangan tubuh.
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kapada Allah SWT dan Alhamdulillah saya telah menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Statistik yang berjudul “Pengelolaan Lingkungan Belajar Indoor dan Outdoor”. Suatu kebahagiaan bagi saya apabila kami dapat mempersembahkan makalah ini sebagai tugas mandiri kepada bapak, namun saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun menjadi kekuatan saya untuk menjadi lebih baik dalam persembahan tugas berikutnya. Semoga tugas yang kami buat dapat bermanfaat, khususnya bagi saya yang membuat dan umumnya bagi kita semua, amin. Garut, Maret 2016 DAFTAR ISI Kata pengantar………………………………………………………………………………...…i Daftar isi…………………………………………………………………………………………ii BAB I PENDAHULUAN………………………………...………………………………………………1 A. Latar belakang……………………………………………………………………………..1 B. Rumusan masalah……………………………...………………………………………….1 C. Tujuan………………………………………...…………………………………………...1 BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………...……………………..2 1. Pengertian pengelolaan lingkungan belajar……………………………………………….2 2. Lingkungan belajar indoor……………………………………….………………………..4 3. Sarana dan Prasarana Menurut Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009...............................8 4. Lingkungan belajar outdoor ……………………………..………………………………..9 5. Tujuan anak belajar outdoor………………………...…………………………………...12 BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………..14 A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….14 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Berbagai hal yang mempengaruhi hasil belajar anak usia dini, salah satunya adalah kondisi lingkungan belajar yang kondusif. Oleh karena itu, peranan guru sangatlah penting dalam pengelolaan lingkungan belajar. Pengelolaan lingkungan belajar yang kondusif akan mendorong anak untuk belajar dengan tenang dan berkonsentrasi. Pengelolaan lingkungan belajar yang baik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. pengelolaan lingkungan belajar dapat diartikan sebagai suatu proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai komponen lingkungan yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku anak sehingga dapat terfasilitasi secara optimal. Karena permasalahan tersebut kali ini saya ingin membahas pengelolaan lingkungan belajar outdoor dan indoor dan mempelajari bagaimana cara pengelolaanya agar anak didik kita dapat tumbuh kembang baik secara fisik motorik, kognitif ataupun sosialisasi anak. B. Rumusan masalah 6. Apa pengertian pengelolaan lingkungan belajar ? 7. Bagaimana lingkungan belajar indoor ? 8. Bagaimana Sarana dan Prasarana Menurut Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 ? 9. Bagaimana lingkungan belajar outdoor ? 10. Apa tujuan anak belajar outdoor ? C. Tujuan 1. Mengetahui apa pengertian pengelolaan lingkungan belajar 2. Mengetahui bagaimana lingkungan belajar indoor 3. Memahami bagaimana Sarana dan Prasarana Menurut Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 4. Mengetahui Bagaimana lingkungan belajar outdoor 5. memahami tujuan anak belajar outdoor BAB II PEMBAHASAN pengelolaan lingkungan belajar Pengelolaan berasal dari kata kelola yang mendapat imbuhan pe dan akhiran an yang mempunyai arti ketatalaksanaan, tata pimpinan, atau bisa disebut juga memenejemen. Menurut suharsimi arikunto19902 pengelolaan adalah pengadministrasian, pengaturan, atau penataan suatu kegiatan. Sedangkan lingkungan belajar adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai wadah atau lapangan terlaksananya proses belajar mengajar atau pendidikan. Tanpa adanya lingkungan, pendidikan tidak dapat berlangsung. Menurut Huta barat 1986 lingkungan belajar yaitu lingkungan yang alami dan lingkungan sosial, lingkungan alami meliputi keadaan suhu dan kelembaban udara, sedangkan lingkungan sosial dapat berwujud manusia. Menurut dun dan dun 1999 kondisi belajar atau lingkungan belajar dapat mempengaruhi konsentrasi dan penerimaan informasi bagi siswa, jadi lingkungan belajar adalah lingkungan alami yang diciptakan oleh guru atau orang lain yang bisa menambah konsentrasi siswa dan pengetahuan siswa secara efisien. Proses pembelajaran bisa berlangsung pada banyak lingkungan yang berbeda, tidak hanya terikat pada ruang kelas akan tetapi bisa pada lingkungan umum seperti masjid, museum, lapangan dan juga bisa berlangsung di sarana dan prasarana sekolahan. Secara keseluruhan istilah pengelolaan lingkungan belajar dapat diartikan sebagai suatu proses mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai komponen lingkungan yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku anak sehingga dapat terfasilitasi secara optimal. Pengelolaan belajar dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian , yaitu lingkungan fisik dan lingkungan non-fisik. Lingkungan fisik merupakan suatu tempat atau suasana keadaan terdiri dari objek, materi dan ruang yang mempengaruhi pertumbuhan manusia. Lingkungan fisik terdapat 2 jenis lingkungan yaitu lingkungan indoor dan outdoor. belajar indoor Sesuai dengan karakteristiknya, masa usia dini disebut masa peka. Pada masa ini anak sangat sensitif atau sangat peka terhadap sesuatu di sekitarnya sehingga pada masa ini merupakan saat yang paling tepat bagi anak untuk menerima respons atau rangsangan yang diberikan oleh lingkungannya. Dengan demikian, lingkungan sebagai unsur yang menyediakan sejumlah rangsangan perlu mendapat perhatian dan perlu diciptakan sedemikian rupa, agar menyediakan objek- objek sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Untuk itu, dibutuhkan perencanaan yang matang. Ketepatan lingkungan belajar secara langsung maupun tidak langsung akan sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar yang akan dicapai anak. Idealnya dalam pengelolaan lingkungan belajar adalah penggabungan dari dua hal, guru yang superior yaitu memadai dalam pengetahuan dan pengalamannya, dilengkapi ruangan dengan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan dan minat anak. Ms. Johnson dalam Luluk Asmawati, 2014 mempunyai pandangan yang ekstrim yaitu, pada kenyataannya seorang anak akan lebih tertarik pada lingkungan kelas dan pembelajaran tertentu yang membutuhkan tantangan untuk membuat kegiatan sehari- hari berjalan dengan menyenangkan. Pendapat ini menunjukkan bahwa, faktor lingkungan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam membedakan kualitas program di lembaga PAUD, oleh karena itu guru harus berhati-hati dalam merencanakan dan mengorganisir ruang kelas dan peralatannya. Pandangan konstruktivis yang dimotori oleh dua orang ahli psikologi yaitu Jean Piaget dan Lev Vigotsky berasumsi bahwa anak adalah pembangun pengertian yang aktif. Anak mengonstruksi/ membangun pengetahuannya berdasarkan pengalamannya. Pengetahuan tersebut diperoleh anak dengan cara membangun sendiri secara aktif melalui interaksi yang dilakukannya dengan lingkungan. Para ahli konstruktivis meyakini bahwa pembelajaran terjadi saat anak memahami dunia di sekeliling mereka. Pembelajaran menjadi proses interaktif yang melibatkan teman sebaya anak, orang dewasa dan lingkungan. Anak membangun pemahaman mereka sendiri terhadap dunia. Mereka memahami apa yang terjadi di sekeliling mereka dengan menyintesis pengalaman- pengalaman baru dengan berbagai hal yang telah mereka pahami sebelumnya. Pendekatan konstruktivis ini menekankan pada pentingnya keterlibatan anak dalam proses pembelajaran. Untuk itu maka guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, akrab, dan hangat melalui kegiatan bermain maupun berinteraksi dengan lingkungan sehingga dapat merangsang partisipasi aktif dari anak Panduan National Association Education for the Young Children NAEYC dalam bukunya Developmentally Appropriate Practice DAP1991 menyatakan bahwa anak- anak pada semua usia membutuhkan periode tanpa interupsi untuk melakukan berbagai kegiatan yang meliputi investigasi dan kegiatan pilihan dikutip dari Luluk Asmawati, 2014 Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam merencanakan kegiatan pilihan bagi anak adalah menyiapkan lingkungan belajar dengan berbagai kegiatan pilihan yang merangsang dan menantang meskipun bukan berarti harus dengan peralatan yang lengkap. Persiapan dan pengelolaan lingkungan yang sesuai dengan perkembangan anak, para penanggung jawab biasanya mulai dari peralatan dan persediaan dan hal lainnya yang tercakup, sering kali harus membuat keputusan secara hati- hati, seperti berikut ini. a. Memilih dan menyediakan beberapa peralatan dan persediaan yang sesuai perkembangan b. Menata peralatan dan persediaan dalam cara terorganisasi c. Menciptakan jadwal harian secara rutin dan konsisten dengan masa transisi yang fleksibel Contoh kegiatan pembelajaran anak indoor NO NAMA SISWA JENIS KELAMIN 1 ALFACHRIZY L 2 BAYU ADITIO L 3 ENDRIO L 4 ARSYIL L 5 RAFA AKMAL L 6 RAHSYA L 7 RIZKY M ILHAM L 8 ABIL AHMAD L 9 SHIFA P 10 SEASILK P 11 HASNA P 12 KAYLA P 13 MAUDY P 14 RANIA P 15 ZULFA P JENIS KELAMIN JUMLAH RELATIF p 7 l 8 15 100% Data siswa yang mampu dalam hafalan JENIS KELAMIN JUMLAH RELATIF HAFALAN JUMLAH RELATIF p 7 P 7 47% l 8 L 8 53% 15 100% 15 100% Data siswa yang mulai berkembang dan sudah berkembang dalam pembelajaran IQRA JENIS KELAMIN JUMLAH RELATIF HAFALAN JUMLAH RELATIF IQRA MB BERKEMBANG JUMLAH RELATIF p 7 P 7 47% P 4 3 7 47% l 8 L 8 53% L 5 3 8 53% 15 100% 15 100% 9 6 15 100% C. Sarana dan Prasarana Menurut Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 Standar Sarana dan Prasarana adalah perlengkapan untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan. Pengadaan sarana dan prasarana perlu disesuaikan dengan jumlah anak, kondisi sosial, budaya, dan jenis layanan PAUD. 1. Prinsip a. Aman, nyaman, terang, dan memenuhi kriteria kesehatan bagi anak. b. Sesuai dengan tingkat perkembangan anak. c. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar, termasuk barang limbah/bekas layak pakai. 2. Persyaratan a. PAUD Jalur Pendidikan Formal 1 Luas lahan minimal 300 m2. 2 Memiliki ruang anak dengan rasio minimal 3 m2 per peserta didik, ruang guru, ruang kepala sekolah, tempat UKS, jamban dengan air bersih, dan ruang lainnya yang relevan dengan kebutuhan kegiatan anak. 3 Memiliki alat permainan edukatif, baik buatan guru, anak, dan pabrik. 4 Memiliki fasilitas permainan baik di dalam maupun di luar ruangan yang dapat mengembangkan berbagai konsep. 5 Memiliki peralatan pendukung keaksaraan. b. PAUD Jalur Pendidikan Nonformal 1 Kebutuhan jumlah ruang dan luas lahan disesuaikan dengan jenis layanan, jumlah anak, dan kelompok usia yang dilayani, dengan luas minimal 3 m2 per perseta didik. 2 Minimal memiliki ruangan yang dapat digunakan untuk melakukan aktivitas anak yang terdiri dari ruang dalam dan ruang luar, dan kamar mandi/jamban yang dapat digunakan untuk kebersihan diri dan BAK/BAB toileting dengan air bersih yang cukup. 3 Memiliki sarana yang disesuaikan dengan jenis layanan, jumlah anak, dan kelompok usia yang dilayani. 4 Memiliki fasilitas permainan baik di dalam dan di luar ruangan yang dapat mengembangkan berbagai konsep. 5 Khusus untuk TPA, harus tersedia fasilitas untuk tidur, mandi, makan, dan istirahat siang D. Lingkungan belajar outdoor Ada dua alasan penting mengapa bermain outdoor diperuntukkan anak usia dini. Pertama, banyak kemampuan anak yang harus dikembangkan dan didapatkan. Kedua, kebiasaan orang tua yang menjauhkan bermain outdoor dari anak-anak dan lebih memilih menggunakan komputer dan menonton televisi, orang tua yang sibuk dan terlalu lelah dengan aktivitasnya, serta standar pendidikan yang tinggi dan ketat menyebabkan anak jauh dari kegiatan bermain. Bermain outdoor sangat menyenangkan dan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal yang paling penting dari penataan lingkungan outdoor adalah anak mendapatkan pengalaman yang unik. Misalnya, science, yang datang dengan sendirinya secara natural, yaitu bereksplorasi dan mengobservasi dengan tangannya sendiri. Anak dapat melihat tanaman-tanaman tumbuh dan mengikuti perubahan musim. Anak-anak melihat tentang perubahan warna, memegang kulit kayu sebatang pohon, mendengar suara jangkrik atau mencium udara setelah hujan turun, anak-anak menggunakan semua perasaan mereka untuk belajar tentang dunianya. Seni, musik, membaca, bermain peran, bermain konstruktif, bermain sosial dan boneka juga dapat dibawa ke dalam semua area outdoor. Tempat yang besar adalah salah satu ciri dari lingkungan outdoor menjadi sempurna bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan otot-otot besar, misalnya berlari dan memanjat. Menggunakan perlengkapan di area bermain juga dapat meningkatkan ketahanan, keseimbangan, dan koordinasi tubuh. Dalam creative curriculum, lingkungan bermain outdoor adalah hal yang memerlukan perhatian yang sama dengan kegiatan di dalam kelas. Hal ini berarti bahwa berbagai pengembangan dipelajari sosial-emosional, kognitif, dan fisik yang dimasukkan dalam kegiatan indoor juga masuk dalam kegiatan outdoor. Data siswa dan jenis pembelajaran yang disukai JENIS KELAMIN JUMLAH RELATIF INDOOR OUTDOOR JUMLAH RELATIF p 7 2 5 10 l 8 3 5 8 15 100% 5 10 18 E. Tujuan anak belajar outdoor 1. Tujuan Perkembangan Sosial Emosional a. Mendemonstrasikan kemampuan sosial dengan membantu merawat taman, berpartisipasi dalam permainan bersama teman sebaya. b. Berunding dan kompromi serta kooperatif dengan sesama teman dalam menggunakan peralatan yang ada di arena bermain, berbagi alat-alat seni, bermain kelompok. c. Mengekspresikan kreativitas, dengan membuat berbagai benda seni. mengembangkan permainan baru. d. Mempertinggi rasa percaya diri mampu belajar untuk menggunakan motorik halus dan motorik kasar. e. Menambah kemandirian, seperti mendaki sendiri atau turun dengan menggunakan tali tanpa bantuan. f. Menunjukkan prestasi yang dibanggakan, seperti memperlihatkan kekuatan fisik, membawa hewan peliharaan, membawa tumbuhan yang ditanam dari bibit. 2. Tujuan Perkembangan Kognitif. a. Membuat keputusan memilih sebuah aktivitas outdoor. b. Merencanakan dan memiliki banyak ide bermain games, membangun balok, melakukan permainan tukang kayu, membuat karya seni, menanam pohon. c. Memecahkan masalah membuat terowongan di bukit pasir, dapat bermain dari satu alat permainan ke alat permainan lainnya. d. Menggali pengalaman melalui berbagai peran, seperti menjadi sopir ambulans, mengecat pagar dengan air, mencuci boneka atau menghidangkan makanan. e. Dapat bekerja sama bermain pasir bersama dengan menambahkan sedikit air, berkejar-kejaran hingga menjadi basah. f. Belajar science berjalan di alam terbuka, mengamati pertumbuhan tanaman, memperhatikan hewan-hewan yang ada di alam bebas. g. Mengembangkan pemahaman konsep awal matematika menghitung lompatan atau loncatan, menghitung jarak, mengukur tinggi pohon. h. Memperkaya kosakata bercakap-cakap di bak pasir atau pada saat menjadi tukang kayu, memberikan nama baru pada tanaman, binatang dan benda-benda yang ditemukan di alam terbuka. 3. Tujuan Perkembangan Fisik a. Mengembangkan motorik kasar mendaki, bergelayutan, melompat, loncat tali dan berlari-lari. b. Mengembangkan motorik halus bermain dengan air dan pasir, menggambar, melukis, mengumpulkan benda-benda kecil. c. Menambah koordinasi gerakan dengan mata dan tangan menangkap, melempar, pekerjaan tukang kayu, menghias sisi jalan dengan kapur. d. Mengatur keseimbangan mendaki, berayun, meluncur, menggunakan balok untuk berlatih keseimbangan, menggunakan alat pelontar, melompat-lompat, berjalan di atas permukaan yang berbeda. e. Menambah kesadaran akan ruang dan tempat berayun, mendaki, menurun, masuk, keluar, di atas dan di bawah. f. Menunjukkan ketekunan dan ketahanan, bermain pada area mendaki, menancapkan ujung kuku pada pohon. Prinsip – prinsip dalam pengelolaan lingkungan merefleksikan selera anak child’s tastes 1 Dari sudut aktivitas yang disediakan 2 Dari sudut dukungan fasilitas lingkungan belajar dapat sesuai dengan selera anak, baik itu berkenaan dengan pilihan warna, pilihan bentuk, pilihan ukuran, pilihan bahan, maupun berkenaan dengan variasi pilihan. b. Prinsip berorientasi pada optimalisasi perkembangan dan belajar anak Prinsip-prinsip pembelajaran terpadu, pembelajar sepanjang hayat, quantum learning, pendekatan belajar melalui bermain, pengorganisasian pesan-pesan pembelajaran. c. Prinsip berpijak pada efisiensi pembelajaran Guru menguasai ruang lingkup pembelajaran, menguasai berbagai cara mengaktifkan anak yang mendidik dan bermakna, menguasai karakteristik perkembangan anak, kemampuan dalam mengendalikan dirinya sendiri secara baik. Prinsip Penataan Area Bermain Outdoor Pada Anak Usia Dini 1. Memenuhi Aturan Keamanan 2. Melindungi dan Meningkatan Karakteristik Alamiah Anak 3. Desain Lingkungan Luar Kelas Harus Didasarkan pada Kebutuhan Anak 4. Secara Estetis Harus Menyenangkan BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Pengelolaan berasal dari kata kelola yang mendapat imbuhan pe dan akhiran an yang mempunyai arti ketatalaksanaan, tata pimpinan, atau bisa disebut juga memenejemen. Menurut suharsimi arikunto19902 pengelolaan adalah pengadministrasian, pengaturan, atau penataan suatu kegiatan. Sedangkan lingkungan belajar adalah suatu tempat yang berfungsi sebagai wadah atau lapangan terlaksananya proses belajar mengajar atau pendidikan. Tanpa adanya lingkungan, pendidikan tidak dapat berlangsung. Menurut Huta barat 1986 lingkungan belajar yaitu lingkungan yang alami dan lingkungan sosial, lingkungan alami meliputi keadaan suhu dan kelembaban udara, sedangkan lingkungan sosial dapat berwujud manusia. Menurut dun dan dun 1999 kondisi belajar atau lingkungan belajar dapat mempengaruhi konsentrasi dan penerimaan informasi bagi siswa, jadi lingkungan belajar adalah lingkungan alami yang diciptakan oleh guru atau orang lain yang bisa menambah konsentrasi siswa dan pengetahuan siswa secara efisien. Persiapan dan pengelolaan lingkungan yang sesuai dengan perkembangan anak, para penanggung jawab biasanya mulai dari peralatan dan persediaan dan hal lainnya yang tercakup, sering kali harus membuat keputusan secara hati- hati, seperti berikut ini. a. Memilih dan menyediakan beberapa peralatan dan persediaan yang sesuai perkembangan b. Menata peralatan dan persediaan dalam cara terorganisasi c. Menciptakan jadwal harian secara rutin dan konsisten dengan masa transisi yang fleksibel. Pengadaan sarana dan prasarana perlu disesuaikan dengan jumlah anak, kondisi sosial, budaya, dan jenis layanan PAUD. 1. Prinsip a. Aman, nyaman, terang, dan memenuhi kriteria kesehatan bagi anak. b. Sesuai dengan tingkat perkembangan anak. c. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar, termasuk barang limbah/bekas layak pakai. 2. Persyaratan a. PAUD Jalur Pendidikan Formal 1 Luas lahan minimal 300 m2. 2 Memiliki ruang anak dengan rasio minimal 3 m2 per peserta didik, ruang guru, ruang kepala sekolah, tempat UKS, jamban dengan air bersih, dan ruang lainnya yang relevan dengan kebutuhan kegiatan anak. 3 Memiliki alat permainan edukatif, baik buatan guru, anak, dan pabrik. 4 Memiliki fasilitas permainan baik di dalam maupun di luar ruangan yang dapat mengembangkan berbagai konsep. 5 Memiliki peralatan pendukung keaksaraan. b. PAUD Jalur Pendidikan Nonformal 1 Kebutuhan jumlah ruang dan luas lahan disesuaikan dengan jenis layanan, jumlah anak, dan kelompok usia yang dilayani, dengan luas minimal 3 m2 per perseta didik. 2 Minimal memiliki ruangan yang dapat digunakan untuk melakukan aktivitas anak yang terdiri dari ruang dalam dan ruang luar, dan kamar mandi/jamban yang dapat digunakan untuk kebersihan diri dan BAK/BAB toileting dengan air bersih yang cukup. 3 Memiliki sarana yang disesuaikan dengan jenis layanan, jumlah anak, dan kelompok usia yang dilayani. 4 Memiliki fasilitas permainan baik di dalam dan di luar ruangan yang dapat mengembangkan berbagai konsep. 5 Khusus untuk TPA, harus tersedia fasilitas untuk tidur, mandi, makan, dan istirahat siang. Ada dua alasan penting mengapa bermain outdoor diperuntukkan anak usia dini. Pertama, banyak kemampuan anak yang harus dikembangkan dan didapatkan. Kedua, kebiasaan orang tua yang menjauhkan bermain outdoor dari anak-anak dan lebih memilih menggunakan komputer dan menonton televisi, orang tua yang sibuk dan terlalu lelah dengan aktivitasnya, serta standar pendidikan yang tinggi dan ketat menyebabkan anak jauh dari kegiatan bermain. Tujuan anak belajar outdoor 1. Tujuan Perkembangan Sosial Emosional 2. Tujuan perkembangan kognitif 3. Tujuan perkembangan fisik. DAFTAR PUSTAKA
Baikpermainan indoor maupun outdoor, keduanya punya manfaat yang sangat baik untuk anak. Seimbangkanlah keduanya agar anak dapat mengasah kemampuan fisik dan mentalnya secara maksimal. Kebanyakan orangtua enggan membiarkan anaknya bermain ke luar, dengan alasan takut anak terjatuh lalu terluka dan bajunya kotor. Tenang aja, anak terluka bisa kamu obati, dan luka ini akan mengajarkannya rasa sakit dan perlunya berhati-hati. Sementara baju kotor tinggal kamu cuci saja!
ABSTRAK Kebijakan pemerintah untuk melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh PJJ dimasa Pandemi Covid-19, berpengaruh besar pada perubahan pola aktivitas lingkungan bermain anak usia dini. Lingkungan rumah dan keluarga menjadi kunci utama keberlanjutan kegiatan pembelajaran. Artikel ini memberikan informasi bahwa orang tua berperan penting untuk menjamin keberlangsungan pembelajaran di masa pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan orang tua dalam memfasilitasi lingkungan bermain dan belajar anak di rumah selama masa Pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus yang melibatkan lima orang tua siswa sebagai subyek penelitian. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa orang tua memerlukan bimbingan dalam memahami penyediaan lingkungan bermain untuk anak dan guru berperan dalam memberikan pemahaman, penguatan dan monitoring pada orang tua agar dapat mendampingi anak belajar selama masa pandemic, serta memastikan kebutuhan lingkungan bermain anak dapat terpenuhi. Kondisi dan situasi pandemic membatasi observasi kegiatan pembelajaran secara langsung, sehingga hal ini menjadi keterbatasan dalam penelitian ini. ABSTRACT The government's policy to implement Distance Learning PJJ during the Covid-19 Pandemic, had a major effect on changing the patterns of play environment activities in early childhood. Furthermore, the home and family environment are the main keys to sustainability of the learning activity. This article provides information that parents play an essential role in ensuring the continuity of learning during a pandemic. This study aims to analyze the readiness of parents to improve the play and learning environment of children at home during the Covid-19 pandemic. This uses a qualitative approach with a case study by involving the parents of five students as research subjects. In addition, the data were obtained through interviews, observations, and documentations. The results show that parents need guidance in understanding the provision of a play and the learning environment for children. The teacher plays a role in providing parents with understanding, strengthening and monitoring, hence enabling children to be assisted in learning during the pandemic period, as well as ensuring the needs of the child's play environment are fulfilled. Considering these results, pandemic conditions and situations limit direct observation of learning activities. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Volume 7 Nomor 2 2020 Halaman 16- 26Tumbuh kembang Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDJurnal PG-PAUD FKIP Universitas SriwijayaWebsite jtk 2355-7443 eISSN2657-0785Kesiapan Orang Tua Dalam Menyediakan Lingkungan Bermain di RumahUntuk Anak Usia Dini Dimasa Pandemi COVID-19Dianti Yunia Sari1, Shinta Mutiara2, Aldila Rahma3Program Studi PG-PAUD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam NusantaraEmail pemerintah untuk melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh PJJ dimasa Pandemi Covid-19,berpengaruh besar pada perubahan pola aktivitas lingkungan bermain anak usia dini. Lingkungan rumahdan keluarga menjadi kunci utama keberlanjutan kegiatan pembelajaran. Artikel ini memberikaninformasi bahwa orang tua berperan penting untuk menjamin keberlangsungan pembelajaran di masapandemi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan orang tua dalam memfasilitasi lingkunganbermain dan belajar anak di rumah selama masa Pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakanpendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus yang melibatkan lima orang tua siswa sebagai subyekpenelitian. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasilnya menunjukkanbahwa orang tua memerlukan bimbingan dalam memahami penyediaan lingkungan bermain untuk anakdan guru berperan dalam memberikan pemahaman, penguatan dan monitoring pada orang tua agar dapatmendampingi anak belajar selama masa pandemic, serta memastikan kebutuhan lingkungan bermainanak dapat terpenuhi. Kondisi dan situasi pandemic membatasi observasi kegiatan pembelajaran secaralangsung, sehingga hal ini menjadi keterbatasan dalam penelitian Kunciorang tua; lingkungan bermain; rumah; anak usia dini; pandemi Covid-19ABSTRACTThe government's policy to implement Distance Learning PJJ during the Covid-19 Pandemic, had amajor effect on changing the patterns of play environment activities in early childhood. Furthermore, thehome and family environment are the main keys to sustainability of the learning activity. This articleprovides information that parents play an essential role in ensuring the continuity of learning during apandemic. This study aims to analyze the readiness of parents to improve the play and learningenvironment of children at home during the Covid-19 pandemic. This uses a qualitative approach with acase study by involving the parents of five students as research subjects. In addition, the data wereobtained through interviews, observations, and documentations. The results show that parents needguidance in understanding the provision of a play and the learning environment for children. Theteacher plays a role in providing parents with understanding, strengthening and monitoring, henceenabling children to be assisted in learning during the pandemic period, as well as ensuring the needs ofthe child's play environment are fulfilled. Considering these results, pandemic conditions and situationslimit direct observation of learning parents; play environment; home; early childhood; the Covid-19 pandemicAvailable Online 5 November 2020/ ©2020 The Authors. Published by PGPAUD FKIP UniversitasSriwijaya. This Open access article under the CC BY SA Jurnal Tumbuhkembang Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDEdisi November Volume 7 Nomor 2, 2020Page 16-26PENDAHULUANSebagai respon terhadap penyebaran Covid-19, sebagian besar provinsi di Indonesiamemutuskan untuk menutup total kegiatan sekolah. Akibatnya, sekitar 40 juta siswa dari tingkatpendidikan anak usia dini sampai pendidikan menengah, terkena dampaknya. KementerianPendidikan dan Kebudayaan telah mendorong inovasi pendekatan Pendidikan Jarak Jauh PJJOCHA, 2020. Pandemi ini membuat banyak kegiatan publik dialihkan di rumah, termasukproses pembelajaran pendidikan anak usia dini. Semua pihak baik itu guru, murid, dan orang tuamenjalani kehiduan baru new normal melalui pendekatan belajar menggunakan teknologiinformasi dan media elektronik agar pembelajaran dapat terus berlangsung Tanoto Foundation,2020. Banyak hambatan yang muncul dalam pelaksanaan PJJ, diantaranya kurangnyainfrastruktur, tidak ada akses ke internet dan komputer, serta orang tua memiliki tanggung jawabtambahan dalam mengawasi anak-anak dalam pembelajaran di rumah OCHA, 2020.Sebelum masa pandemi muncul, lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkunganmasyarakat sekitar dapat menjadi fasilitas untuk mendukung aktivitas bermain anak, namun padasaat pandemi Covid-19 berubah secara drastis. Lingkungan bermain anak termasuk yangmengalami perubahan. Saat ini lingkungan keluarga di rumah menjadi pusat utama kegiatanbelajar dan bermain tua menjadi guru utama anak selama masa pandemi sertadiharapkan dapat mendampingi, membimbing, mengarahkan, dan bahkan menggantikan peranguru di sekolah. Orang tua dapat membuat laporan perkembangan belajar siswa untuk guru danmengkomunikasikan hambatan dalam proses pembelajaran agar dapat dicari solusinya bersamaPramana, 2020. Pada kenyataannya, tidak semua orang tua dapat berperan sebagai guru disekolah. Banyak orang tua yang tidak telaten dalam dalam mendampingi belajar anak, sehinggapembelajaran cenderung monoton dan anak kurang termotivasi Primasari, 2020. Sekolahbeserta guru, komponen tenaga pendidik, dan orang tua harus merancang strategi agarpembelajaran terus berlanjut. Situasi pandemi membuat semua pihak harus dapat bekerjasama,bahu membahu, dan saling menghargai satu sama lain demi terwujudnya aktivitas pembelajaranyang optimal untuk untuk anak usia dini tersusun dari komponen berupa manusia, material,fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuanpembelajaran. Proses pembelajaran akan efektif apabila ditunjang dengan lingkungan dansuasana belajar yang kondusif. Kegiatan bermain yang memberikan kesempatan kepada anakuntuk berinteraksi dengan teman dan lingkungannya menjadi sesuatu yang perlu diprioritaskanMulyasa, 2012. Akan tetapi, dengan adanya kebijakan “social distancing” atau pembatasansosial berskala besar, mengubah semua pola pembelajaran yang selama ini dilakukan. Socialdistancing atau disebut juga physical distancing mengharuskan menjaga jarak dengan orang lainpaling tidak sejauh 1-2 meter, untuk mencegah penyebaran virus Centers for Disase Control andPrevention, 2020.Diperlukan kesiapan dan kerjasama yang baik dari semua pihak untuk menghadapiperubahan sporadis yang disebabkan oleh situasi Pandemi Covid-19. Pada kenyataannya, banyakpihak belum siap baik itu pada anak, orangtua, atau bahkan guru. Hal ini pula yang dialami olehorangtua siswa di Kecamatan Ujung Berung, Kota Bandung. Banyak hambatan yang dihadapidalam proses pembelajaran jarak jauh. Jurnal Tumbuhkembang Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDEdisi November Volume 7 Nomor 2, 2020Page 16-26Dalam Pendidikan Anak Usia Dini, lingkungan bermain adalah fasilitas utama yangdibutuhkan anak untuk merangsang semua aspek perkembangan. Kondisi pandemi yangmengharuskan pembatasan fisik dan sosial, berakibat pada tidak beroperasinya sekolah danLembaga Pendidikan lainnya secara normal. Untuk itu, keterlibatan keluarga dan orang tuamemegang peranan yang sangat krusial dalam mendukung proses kegiatan pembelajaran berpendapat bahwa keterlibatan orangtua dalam membantu perkembangan danproses pembelajaran anak di sekolah terdiri dari 3 tahap yaitu; 1 hubungan kerjasama antaraorangtua, guru, dan pengasuh; 2 perencanaan yang baik dalam proses perkembangan dalamsuatu periode tertentu; dan 3 hubungan melalui saling berbagi dan berdiskusi tentangbagaimana memberikan pengalaman yang baik dalam menunjang perkembangan sertapertumbuhan anak Morrison, 2018.Lebih spesifik lagi, terdapat tiga pandangan terkait keterlibatan orang tua. Pertama,orientasi tugas yaitu orang tua diminta untuk mengecek apakah pekerjaan rumah yang diberikanoleh guru diselesaikan dengan baik oleh anak-anak mereka di rumah. Kedua, orientasi proses,yaitu orangtua diminta untuk turut serta berpartisipasi dalam beberapa kegiatan penting sekolahyang meliputi perencanaan kurikulum, pemilihan buku untuk bahan ajar, dan mengevaluasipengajaran yang disampaikan oleh guru. Ketiga, orientasi perkembangan, yaitu membantuorangtua mengembangkan kemampuan mereka dalam meningkatkan proses perkembangan anak-anak mereka baik di sekolah, maupun di rumah Morrison, 2018.Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterlibatan orangtua merupakan dariproses dalam menggunakan kemampuannya untuk menstimulasi seluruh aspek perkembangananak, sehingga bermanfaat baik bagi dirinya sendiri, anak, serta program pendidikan anaksekolah. Salah satu peran serta orang tua dalam memfasilitasi perkembangan anak yaitumenyediakan lingkungan bermain. Lingkungan bermain merupakan tempat atau area dalamruangan indoor dan luar ruangan outdoor agar anak mengembangkan potensi yangdimilikinya. Ketersediaan lingkungan bermain di rumah yang aman dan nyaman menjadi pentingbagi anak pada masa pandemi untuk melaksanakan “school from home” atau belajar di ini sejalan dengan pendapat Pearson dan Degotardi, bahwa pendidkan lingkunganmerupakan pembelajaran yang sangat penting dalam pendidikan anak usia dini Cutter-Mackenzie & Edwards, 2013. Dari pendapat lain, terdapat tiga pengalaman bermain terkaitdengan lingkungan sebagai area pembelajaran yaitu; 1 Open-ended play; 2 Modeled play; dan,3 Purposefully framed play. Pada ketiga teknik pengalaman bermain ini, terdapat adanyainteraksi keterlibatan guru atau orang dewasa dengan anak Cutter-Mackenzie & Edwards, 2013.Dari berbagai penjelasan tersebut, lingkungan bermain sangat berperan penting dalammenunjang perkembangan anak usia pandemi saat ini memaksa anak untuk belajar di rumah dengan orang tua sebagaiguru mereka. Beberapa penelitian yang berhubungan dengan peran orang tua dalam pendidikandimasa pandemi yaitu, peran orang tua dalam mendampingi anak dimasa pandemi. Secara umumorang tua berperan dalam membimbing, mendidik, menjaga, mengembangkan kemampuan anak,dan sebagai pengawas dalam kegiatan belajar anak di rumah Kurniati, Nur Alfaeni, & Andriani,2020. Penelitian lain yaitu pada kesiapan ibu dalam bermain bersama anak di masa belakang pendidikan ibu dan profesi pendidik tidak menjamin para ibu siap dalam Jurnal Tumbuhkembang Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDEdisi November Volume 7 Nomor 2, 2020Page 16-26melakukan kegiatan bermain bersama anak selama masa pembatasan sosial berskala besarPSBB Fadlilah, 2020. Pandemi yang terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan perubahansecara sporadis di bidang pendidikan, menyebabkan banyak peluang untuk mengkajipelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Oleh karena itu, tulisan ini difokuskan pada kesiapan orangtua dalam memfasilitasi lingkungan bermain di rumah untuk anak usia dini di masa pandemiCovid-19. Diharapkan artikel ini dapat menambah informasi penyelenggaraan pendidikan dimasa tanggap darurat bencana non alam dalam hal ini pandemi, khususnya dalam cakupanpendidikan anak usia PENELITIANPenelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus,yang mendeskripsikan kesiapan lingkungan bermain di Kecamatan Ujung Berung, KotaBandung pada bulan Maret sampai dengan Juni 2020. Metode kualitatif dipilih karenamerupakan studi yang mendalam menggunakan teknik pengumpulan data secara langsung dariorang dalam lingkungan alamiahnya dan studi kasus case study adalah suatu penelitian yangdilakukan terhadap suatu “kesatuan sistem” dapat berupa program kegiatan, peristiwa, atausekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu Sukmadinata, 2013.Subyek penelitian yang terlibat adalah 5 lima orang ibu yang memiliki latar belakangpekerjaan yang berbeda-beda dan mempunyai anak usia dini yang usianya berbeda ini dipilih berdasarkan permasalahan kesulitan dalam melaksanakan proses PJJ dalammempersiapkan lingkungan bermain. Teknik pengumpulan data pada penelitian inimenggunakan observasi, wawancara, dan 1. Data Subyek PenelitianHASIL DAN PEMBAHASANLingkungan bermain anak usia dini menjadi salah satu faktor pendukung perkembangananak. Lingkungan disini semestinya memberikan rasa senang, gembira, aman, nyaman, danmenjamin kesehatan anak. Kriteria lingkungan tersebut seharusnya dapat memfasilitasi anakketika melakukan kegiatan belajar, namun di masa pandemi keterbatasan dalam penyediaanlingkungan bermain menjadi permasalahan utama. Berikut ini adalah hasil wawancara denganlima orang tua siswa yang diwakili oleh para D menyatakan bahwa mereka tidak menyiapkan lingkungan bermain apapunketika pembelajaran jarak jauh PJJ diberlakukan, dan hanya menunggu instruksi guru. Dmengutarakan bahwa anak lebih senang bermain di luar rumah seperti bermain sepeda, otopet,dan bermain layang-layang. D adalah orangtua yang bekerja sehingga tidak bisa menemani danmemfasilitasi anak dengan menyiapkan lingkungan bermain khusus ketika PJJ berlangsung. Jurnal Tumbuhkembang Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDEdisi November Volume 7 Nomor 2, 2020Page 16-26Selain itu, D merasa keberatan karena biaya sekolah PAUD anaknya tidak berkurang, ditambahlagi dengan pembelian kuota internet yang harus selalu tersedia. Walaupun demikian, D tetapmerasa tenang karena anaknya lebih aman berada di lingkungan rumah selama masa pandemi. Dmenyebutkan bahwa waktu PJJ terbatas sehingga anaknya kurang memahami pembelajaran danberdampak terhambatnya pada tumbuh kembang. Hal ini membuat orangtua harus lebih banyakmengeluarkan tenaga dan ide untuk menyiapkan kembali seperti apa lingkungan bermain yangedukatif untuk anaknya. D mengemukakan pendapatnya mengenai keberlangsungan PJJ agarguru lebih komunikatif dan lebih memahami kondisi orangtua di rumah. Terlebih untuk orangtuayang bekerja akan kerepotan untuk menyiapkan lingkungan bermain yang sesuai denganinstruksi adalah seorang ibu rumah tangga mengutarakan kekhawatirannya jika anaknya masuksekolah seperti biasa karena pandemi. Oleh karena itu, S sangat mendukung PJJ dengan menyiapkan lingkungan bermain sesuai instruksi guru dari sekolah serta menemani anak ketikaPJJ berlangsung. Kesulitannya adalah terkadang guru menginstruksikan untuk menyiapkanmedia pembelajaran yang terkadang tidak tersedia dirumah, sehingga orang tua tetap haruskeluar rumah untuk membeli media tersebut. Anak tetap ingin masuk sekolah karena merasabosan terlalu lama di rumah. Untuk mengatasi rasa bosannya, S memberi izin anaknya untukbermain di lingkungan dekat rumah dengan teman sebayanya. S mengaku PJJ yang berlangsungmemang membosankan sehingga kadang-kadang anak kurang bersemangat mengikuti kegiatanyang diinstrusikan oleh guru. S mengharapkan anaknya mendapatkan fasilitas lingkunganbermain yang membuat anaknya lebih bersemangat. S juga keberatan mengenai PJJ yang tidaktepat waktu dan tidak tentu waktunya sehingga mengganggu jam tidur anaknya. S harus ekstrasabar dalam membujuk anaknya untuk mengikuti PJJ. Meskipun demikian, S merasa senangkarena guru aktif dalam memantau perkembangan anaknya melalui aplikasi media adalah seorang wirausaha dan sedang mengandung. R mengemukakan pembelajarananak selama pembelajaran jarak jauh tidak optimal. R mengaku tidak menyiapkan lingkunganbermain apa-apa untuk anaknya berkegiatan di rumah. PJJ membuat orangtua kesulitan baik darimenyiapkan media pembelajaran sampai menemani anak dirumah. Meskipun demikian, Rmerasa senang dapat melihat perkembangan anaknya sehari-hari dirumah. Perkembangan anaktetap di pantau oleh guru dan anak terlihat baik dalam meresponnya. R merasa bahwa sosialisasianak kurang terstimulus karena harus dirumah saja dan lingkungan bermain dirumah atau sekitarrumah kurang mendukung. R menyebutkan lingkungan bermain yang disiapkan olehnya adalahpermainan yang melibatkan motorik kasar, seperti berolahraga yang disarankan oleh dinaspendidikan. R juga mengutarakan bahwa anak terlihat senang-senang saja dan bersemangat. Rberharap anaknya dapat menikmati lingkungan bermain yang kondusif dan memfasilitasi prosestumbuh kembang anaknya walaupun terdapat kendala dan hambatan karena rumahnya yang tidakterlalu luas. Kendala tersebut membuat R khawatir anaknya kurang dapat mengeksploraktivitasnya dengan ruangannya yang orangtua lainnya E & N menyampaikan kegembiraannya selama PJJ karena merekaadalah guru PAUD sekaligus sebagai orangtua dirumah yang harus menyiapkan lingkunganbermain juga untuk anaknya. Mereka merasa nyaman dengan kondisi PJJ selama pandemi, Jurnal Tumbuhkembang Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDEdisi November Volume 7 Nomor 2, 2020Page 16-26karena selain bisa bekerja sambil memfasilitasi tumbuh kembang anaknya, tetapi jugamempunyai waktu penuh untuk keluarganya. E dan N merasa lebih berat ketika harus berperanganda menjadi orangtua dan guru di waktu yang memang bersamaan ketika pembelajaran jarakjauh berlangsung. E dan N mengutarakan kekhawatiran mengenai perkembangan sosialisasianaknya dan murid-muridnya menjadi sedikit terhambat karena biasanya di sekolah berinteraksidengan banyak teman. Di lingkungan sekitar rumah mereka tidak ada teman sebaya anaknya. Edan N juga berusaha untuk tidak banyak merepotkan orangtua dirumah ketika PJJ denganmenyiapkan fasilitas bermain yang sulit, namun dengan menggunakan bahan dan alat yangmemang sedia dirumah. E dan N mengharapkan orangtua dapat berperan aktif dalam prosespembelajaran dirumah dan dapat bekerja sama untuk menunjang perkembangan anak. E justrumengkhawatirkan tugas-tugas yang diberikan oleh guru pada anak justru dikerjakan olehorangtuanya, atau orangtua melaporkan hasil pekerjaan anak, padahal anak tersebut tidakmengerjakannya. Hal ini kadang dilakukan oleh orangtua karena “agar cepat selesai”, padahal itubukanlah tujuan utama proses pembelajaran. Kejadian ini kemungkinan besar menghambatproses tumbuh kembang anak. E dan N juga menyampaikan bahwa tidak sedikit orangtua yangmemang antusias terhadap PJJ. Mereka semangat berkomunikasi dengan guru mengenaikemajuan perkembangan anaknya dan tidak berkeberatan mengenai biaya sekolah yang tidakberkurang. Para orangtua tersebut terlibat aktif penuh dalam proses PJJ. Hingga pembelajaransemester genap berakhir, merekapun tetap terlihat antusias menyambut pembelajaran dengandaring berikutnya di tahun ajaran fakta-fakta tersebut, kesiapan penyediaan lingkungan bermain bagi anakberhubungan dengan pemahaman orang tua. Pada umumnya, orang tua belum menyiapkanlingkungan bermain dengan optimal. Latar belakang pendidikan orang tua tidak berpengaruhterhadap kesiapan penyediaan lingkungan bermain. Mereka sebatas memahami bahwa prosespembelajaran untuk anak cukup dengan membiarkan mereka bebas bermain. Faktor internallainnya lebih menjadi kendala bagi orang tua orang tua dalam menyediakan sarana dan prasaranabermain untuk anak. Hal ini berdampak pada kesiapan lingkungan bermain yang terbatas padaalat dan bahan yang hanya tersedia di dalam rumah indoor dan di luar rumah outdoor.Terdapat berbagai faktor yang mepengaruhi perilaku orang tua dalam menyediakan lingkunganbermain bagi anak mereka, orangtuaDi masa pandemi, pekerjaan orangtua diduga menentukan berjalannya pembelajaran waktu orangtua tersita dalam bekerja, semakin sulit orangtua untuk menemani anakketika pembelajaran daring berlangsung teutama dalam menyiapkan lingkungan bermain yang difasilitasi bukan berdasarkan minat anak melainkan keinginan orangtua yang disesuaikan dengan tersedianya alat dan bahan yang ada di rumah sehingga anak kurangtermotivasi dan akhirnya bermain bebas sesuai kebutuhannya. Jurnal Tumbuhkembang Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDEdisi November Volume 7 Nomor 2, 2020Page 16-26Status sosial ekonomi keluargaKondisi ekonomi di masa pandemi cukup menentukan kesiapan lingkungan bermain anakdi rumah selama pembelajaran daring. Orangtua mengungkapkan bahwa mereka keberatan untuktetap membayar biaya sekolah dan harus mengeluarkan biaya kuota untuk pembelajaran ini membawa dampak kepada proses pembelajaran anak. orang tua lebih focusmencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari sehingga pelaksanaan PJJkurang sekitar rumahLingkungan pun menentukan lingkungan bermain anak, seperti ada atau tidaknya temansebaya, fasilitas bermain anak yang aman baik indoor atau outdoor yang mendukung anak untukbermain sehingga melalui lingkungan bermain tersebut anak diharapkan dapat bermain denganbebas, senang, aman dan nyaman, serta anak tidak merasa jenuh ataupun bermain indoor maupun outdoor harus dapat menunjang kemajuanperkembangan anak, selalu diawasi, ditinjau kembali agar dapat dapat menjadi nilaipembelajaran bagi anak. Seperti yang dikemukakan Kantz 2004, bahwa lingkungan bermain diluar outdoor dapat mengembangkan kemampuan kognitif, sosial emosional dan orang tua dalam memfasilitasi lingkungan bermain anak, menunjukkan bahwaorang tua belum memahami proses pembelajaran dalam mempersiapkan lingkungan bermainuntuk anak usia dini yang nyaman, aman, dan menyenangkan. Syarat lingkungan bermain yangmenyenangkan menurut Montessori yaitu; 1 accessibility and availability mudah diakses dantersedia; 2 freedom of movement and choice kebebasan bergerak dan memilih; 3 personalresponsibility tanggung jawab; 4 reality and nature nyata dan alami; 5 beauty andharmony indah dan selaras Isaacs, 2010.Gagne menyatakan bahwa kejadian-kejadian pada lingkungan bermain akan sangatberpengaruh pada hasil belajar anak. Lingkungan bermain untuk anak usia dini hendaklahdilakukan melalui pertimbangan yang matang karena akan berpengaruh terhadap perkembangananak Mariyana, Nugraha, & Rachmawati, 2010. Didukung oleh pandapat lain yang menyatakanbahwa lingkungan yang sistematis, terencana, dan teratur akan membantu mendapatkan responyang sesuai dari setiap anak Semiawan, 2002. Maka diharapkan, semakin baik persiapanlingkungan bermain anak, akan semakin baik pula dampaknya terhadap perkembangan anakMariyana et al., 2010.Pentingnya menyediakan lingkungan bermain yang baik untuk anak usia dini dapatmerangsang dan mengembangkan potensi anak, khususnya menstimulasi enam aspekperkembangan anak. Untuk itu, maka penting bagi orang tua dalam mempersiapkan lingkunganbermain. Pada situasi pandemi Covid-19, guru dan orang tua masih berusaha untuk mencarisolusi yang memudahkan proses pembelajaran untuk anak usia dini sehingga capaianperkembangan anak tetap tercapai. Salah satu cara dalam proses pembelajaran jarak jauh PJJsaat ini yaitu, guru mentransfer berbagai materi dan alat bahan mengajar kepada orang agar orang tua dapat menyediakan lingkungan bermain yang dapat meningkatkancapaian perkembangan anak. Jurnal Tumbuhkembang Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDEdisi November Volume 7 Nomor 2, 2020Page 16-26Cara tersebut sesuai dengan pendapat Cutter-Mackenzie & Edwards, 2013, terkaitdengan bentuk kegiatan bermain yang melibatkan lingkungan sebagai area tersebut yaitu Open-ended play,Modeled play, dan Purposefully framed play yaitu, pengalaman bermain terbuka dimana guru diwakili orang tua membekali anakdengan materi, dengan keterlibatan dan interaksi minimal. Kegiatan ini memungkinkan anakuntuk mengeksplorasi materi sebagai dasar pembelajaran. Modeled play yaitu, pengalamanbermain dimana orang tua mengilustrasikan, menjelaskan, dan mendemonstrasikan danPurposefully framed play yaitu, pengalaman bermain di mana orang tua memberikan peluangbermain yang melibatkan interaksi antara anak dengan orang tua. Konsep ini memungkinkananak menggunakan material dengan interaksi minimal dengan orang dewasa, sebagai social, emosional, kognitif, fisik motorik, bahasa dan seni pada anak usiadini berkembang pesat dan dipengaruhi oleh lingkungan bermain mereka. Pengalaman denganlingkungan fisik, dapat memiliki efek jangka panjang pada tumbuh kembang anak. Selain itu,kualitas dan fasilitas tataruang akan mempengaruhi motivasi guru maupun orang tua untukmeningkatkan kinerja mereka, sehingga berpengaruh terhadap hasil akademik anak Shaari &Ahmad, 2016.Pengadaan lingkungan bermain sebagai area pembelajaran bertujuan untuk menggalipengalaman anak sesuai materi yang diberikan. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhiproses pembelajaran jarak jauh PJJ dalam masa pandemi, maka guru harus berupaya untuktetap memberikan pemahaman dan penguatan kepada orang tua secara berkala sesuai dengantingkat kesiapan orang tua dalam memfasilitasi lingkungan bermain. Bagaimanapun jugakeluarga adalah pendidik pertama bagi anak dan orangtua memiliki pengaruh terhadapperkembangan anak dan nilai-nilai penyediaan lingkungan bermain oleh orang tua untuk anak di rumah tua yang dapat memfasilitasi lingkungan bermain anak, memanfaatkan alat dan bahanyang tersedia di rumah sebagai media belajar. Ada juga orang tua siswa yang tidak menyiapkansarana bermain secara khusus, dan hanya menunggu instruksi guru. Faktor-faktor yangmempengaruhi perilaku orang tua dalam menyediakan lingkungan bermain bagi anak yaitu,pekerjaan, status social ekonomi keluarga dan lingkungan sekitar diharapkan tetap memberikan pemahaman secara bertahap kepada orang tua dalammelakukan stimulasi pembelajaran kepada anak sesuai dengan tahapan usia ini dilakukan untuk mendukung agar proses pembelajaran dapat terus berlangsung selamabelum berkahirnya masa pandemi, meskipun dilakukan di rumah dalam penelitian ini adalah keterbatasan dalam melakukan komunikasi danmonitoring dengan orang tua. Situasi dan kondisi di masa pandemi menyebabkan komunikasihanya dilakukan menggunakan media sosial, sehingga proses kegiatan bermain anak di rumahtidak dapat teramati secara langsung. Disarankan untuk penelitian berikutnya, agar melakukanvisitasi ke rumah siswa tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat, agar prosespembelajaran di rumah selama masa pandemi dapat diamati dengan lebih optimal. Jurnal Tumbuhkembang Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDEdisi November Volume 7 Nomor 2, 2020Page 16-26DAFTAR PUSTAKACenters for Disase Control and Prevention. 2020. Social Distancing Keep a Safe Distance toSlow the Spread. Retrieved from A., & Edwards, S. 2013. Toward a model for early childhood environmentaleducation Foregrounding, developing, and connecting knowledge through play-basedlearning. Journal of Environmental Education,443, 195– A. N. 2020. Strategi Menghidupkan Motivasi Belajar Anak Usia Dini SelamaPandemi COVID-19 melalui Publikasi. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,51, 373. B. 2010. Bringing the Montessori Approach to your Early Years Practice 2nd ed..New York K. R. 2004. Understanding the outdoor play environment for preschool children inchild care should we just let ’em go? Iowa State University. E., Nur Alfaeni, D. K., & Andriani, F. 2020. Analisis Peran Orang Tua dalamMendampingi Anak di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi Jurnal Pendidikan AnakUsia Dini,51, 241. R., Nugraha, A., & Rachmawati, Y. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. JakartaPrenada Media G. S. 2018. Early Childhood Education Today 14th ed.. New Jersey H. E. 2012. Manajemen PAUD 1st ed.. Bandung PT. Remaja 2020. Indonesia Multi-Sectoral Response Plan to COVID-19. Retrieved from C. 2020. Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Dimasa PandemiCovid-19. Indonesian Journal of Early Childhood Jurnal Dunia Anak Usia Dini,22,115–124. H. P. 2020. Tantangan Dalam Pembelajaran PAUD pada Masa Pandemi. RetrievedNovember 5, 2020, from C. R. 2002. Belajar dan Pembelajaran dalam Tarap Usia Dini Pendidikan Jurnal Tumbuhkembang Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDEdisi November Volume 7 Nomor 2, 2020Page 16-26Prasekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta M. F., & Ahmad, S. S. 2016. Physical Learning Environment Impact on ChildrenSchool Readiness in Malaysian Preschools. Procedia - Social and Behavioral Sciences,222,9–18. N. S. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung PT. Remaja Foundation. 2020. Tantangan dan Solusi Pengajaran PAUD di Masa November 5, 2020, from ... Playground environment management is fundamental and needed to achieve early childhood learning goals. In early childhood education, the children's playground environment is the leading facility required to stimulate all aspects of development N. A. Lestari & Waluyo, 2021;Sari et al., 2020;Siregar & Sriyolja, 2020. The management of the early childhood playground environment into a single unit can support the success rate of learning, in this case, indoor and outdoor playground environment, parenting, and the learning process Mariyana & Setiasih, 2018;Raihana et al., 2020;Susanti, 2018. ... Sefri Yanti yanti YantiErni MunastiwiAjeng Ninda UminarThe application of effective playground environment management can improve the quality of daycare TPA services. This study aims to describe the effective management of the playground environment in enhancing the quality of services at Daycare. The research method uses a qualitative descriptive approach. The study's data sources were one manager, five educators, and two accompanying teachers. Data collection techniques using documentation, observation, and interviews. The data analysis technique uses data triangulation techniques through data reduction, presentation, and conclusion drawing. The results and findings showed that effective playground environment management improves the quality of services implemented at was through several stages, including the planning, implementation, and evaluation stages. The planning stage determines business opportunities, meeting facilities and infrastructure standards, learning strategies, the quality of educators for education staff, and service programs. The implementation stage is done by implementing an integrated service program through holistic services. Furthermore, the evaluation stage is done by reporting the implementation and evaluation of activities in the teacher council and foundation meeting forums held in monthly meetings. This management can be used as a reference as a means of effective play management for children's play. Erni MurniartiDuring the Covid-19 Pandemic, all school activities are carried out at home, including teaching and learning processes ranging from the student of Elementary, Junior High, and Senior High. Even universities in Jakarta. The teacher's job is to teach at school, now turning to parents to accompany their children to study at home. Parents' responsibilities increase and work at home, coupled with children's assistance with online or online systems. Before the Covid-19 Pandemic, the problem of teaching children was fully handed over to teachers in schools. However, after the Covid-19 Pandemic, responsible children learn to turn to parents at home who are not necessarily ready to play a role as a substitute for teachers. The problem in this study is how the readiness of parents to accompany children in online learning? The theory used is the theory of CMC Computer-Mediated Communication. This research's informant comprises elementary, junior high, and high school children who accompany children to learn online selected by random sampling. This research method is descriptive quantitative that describes parents' readiness level as a companion of children to study online. The results showed that 96% of parents are very ready to accompany children to learn online, 92% instruct children to learn online according to the schedule of learning at school, 82% of parents do not understand the children's lessons, and 16% of parents become grumpy accompanying learning and 47% become stressed. Dan Chen, L., & Chen, L. 2016. In an e-learning environment, students are responsible for their own studies and actively participate in managing the learning process. It is recommended when the teacher gives the assignment to the child, accompanied by how to do it on a gadget or notebook to Nurul FadlilahPenelitian ini bertujuan untuk meneliti strategi guru Kelompok Bermain KB TK Al-Huda Kota Malang dalam menghidupkan motivasi belajar siswa demi menjaga keberlangsungan pendidikan dalam kebijakan Study From Home SFH pada masa pandemi COVID-19. Peneliti menggunakan jenis pendekatan penelitian kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian yaitu guru kelas serta siswa Kelompok Bermain KB di TK Al-Huda Kota Malang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam serta dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk strategi guru untuk menghidupkan motivasi belajar siswa dalam kebijakan SFH di tengah wabah COVID-19 adalah dengan publikasi hasil kerja tugas siswa yang terbukti dapat menghidupkan motivasi belajar siswa. Hambatan yang ditemui guru yaitu berkenaan dengan aspek orang tua peserta didik, sarana pembelajaran, dan kreativitas guru. Manfaatnya berupa tumbuhnya motivasi belajar siswa, melatih kedisiplinan siswa, serta membantu meningkatkan kedekatan antara orangtua dan anak. Cipta PramanaInfeksi Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi yang menyebar ke seluruh belahan dunia. Infeksi coronavirus jenis baru yang misterius dan sangat infeksius. Penyebaran yang begitu cepat sehingga dibutuhka cara-cara terbaik yang efektif untuk mencegah pemularannya. Metode yang paling baik untuk memutus rantai penularan adalah dengan menjaga jarak fisik physical distancing dan menjaga jarak sosial social distancing selama vaksin belum ditemukan. Tulisan ini membahas tentang dampak pandemi terhadap dunia pendidikan khususnya Pendidikan Anak Usia Dunia PAUD dan mencoba menguraikan tentang proses pembelajaran baru dengan sistem belajar jarak jauh agar sistem pendidikan dan pembelajaran tetap berlangsung dengan baik. Abstract Covid-19 infection is stated as a pandemic that spreads to all parts of the world. A new, mysterious and highly infectious type of coronavirus infection. The spread is so fast that the best effective ways to prevent transmission are needed. The best methods for breaking the chain of transmission are by maintaining physical distancing and maintaining social distancing as long as the vaccine has not been found. This paper discusses the impact of a pandemic on the world of education, especially World Age Education PAUD and tries to describe the new learning process with distance learning systems so that the education and learning system continues to run KurniatiDina Kusumanita Nur AlfaeniFitri AndrianiArtikel ini bertujuan untuk mengetahui peran apa saja yang dirasakan orang tua selama mendampingi anak di masa pandemi Covid-19. Metode yang digunakan studi kasus melalui wawancara dengan analisis tematik pada 3 Ayah dan 6 Ibu. Hasil menunjukkan bahwa secara umum peran yang muncul adalah sebagai pembimbing, pendidik, penjaga, pengembang dan pengawas. Secara khusus peran yang muncul yaitu menjaga dan memastikan anak untuk menerapkan hidup bersih dan sehat, mendampingi anak dalam mengerjakan tugas sekolah, melakukan kegiatan bersama selama di rumah, menciptakan lingkungan yang nyaman untuk anak, menjalin komunikasi yang intens dengan anak, bermain bersama anak, menjadi role model bagi anak, memberikan pengawasan pada anggota keluarga, menafkahi dan memenuhi kebutuhan keluarga, dan membimbing dan memotivasi anak, memberikan edukasi, memelihara nilai keagamaan, melakukan variasi dan inovasi kegiatan di rumah. Diperlukan panduan bagi orang tua dalam membantu mendampingi kegiatan anak yang berbasis pada kebutuhan anak selama pandemi dan physical environments significantly affect children's development. Malaysian government efforts to improve the quality of preschool education shows lack of emphasis on the physical environment. Despite improvements, school readiness is reportedly moderate. Currently, minimal evidences suggest a direct link between the physical environment and school readiness in Malaysia; therefore, this study aims to investigate and propose a clear relationship between these two aspects through literature review. Findings are hoped to help stakeholders to better understand and attract more interest as well as research into this matter to help Malaysia establish better preschools in the education represents a growing area of interest in early childhood education, especially since the inclusion of environmental principles and practices in the Australian Early Years Learning Framework. Traditionally, these two fields of education have been characterized by diverse pedagogical emphases. This article considers how teachers in particular see different types of pedagogical play, such as open-ended play, modeled play, and purposefully framed play as providing opportunities for young children and teachers to develop knowledge through experiences about environmental education in early childhood settings. As a result of findings based on our qualitative research study involving early childhood teachers and children, an emerging model for thinking about environmental education in early childhood is proposed as a way of integrating these pedagogical emphases traditionally associated with environmental and early childhood education. Avenues for future research associated with this model are also IsaacsHave you ever wondered what the Montessori approach is all about and whether it can be used to benefit the young children in your setting? This book will answer all your questions and more. It includes details about the Montessori approach. examples from specialist Montessori schools and nurseries. examples of non-specialist settings implementing Montessori principles for the benefit of the children. practical activities. advice on planning and assessment the outdoor play environment for preschool children in child care should we just let 'em go?K R KantzKantz, K. R. 2004. Understanding the outdoor play environment for preschool children in child care should we just let 'em go? Iowa State University.Indonesia Multi-Sectoral Response Plan to COVID-19OchaOCHA. 2020. Indonesia Multi-Sectoral Response Plan to COVID-19. Retrieved from Dalam Pembelajaran PAUD pada Masa PandemiH P PrimasariPrimasari, H. P. 2020. Tantangan Dalam Pembelajaran PAUD pada Masa Pandemi. Retrieved November 5, 2020, from
indoorataukah outdoor. Kini fenomena bermain anak mengalami perubahan tidak hanya dalam hal jenis permainan, namun juga cara bermain, tempat bermain, konfigurasi ruang bermain. Celoteh riang anak-anak cenderung menghilang dari rumah-rumah dan lingkungan hunian kita, tergantikan oleh hingar-
Summer is almost here, and we all strive outdoors, especially our kids! It’s time to organize the pastime of your kids outside, and I’ve prepared some cool ideas of outdoor play areas. Of course, the choice depends on the age and gender of your kid or kids and also on the style of your outdoor space. a backyard play area with race tracks will attract both girls and boys and you may add some plants and blooms therea colorful play area with a bright blue sand box, some plastic decor on the fence and a bright blue dining seta colorful teepee covered with yarn, pompoms, buntings, flags and other bright stuff plus potted greenerya large sand box with tree stumps and stones around looks very natural and bright with fun toysa lovely shed with toy tableware and other stuff, with buntings and greenery plus a sand box is a geat ideaa mini sand box and a mini toy playground with colorful toy cars for a little boy to spend time outdoorsa modern outdoor play space with a sandbox and a deck around it, potted blooms, a chalkboard on the walla modern tree house with a climbing wall and lots of toys inside, with glass walls and a large swing in front of ita secret garden shed shaped as a teepee, with a reading and painting nook is amazinga simple colorful playground with swings, a colorful slide, a deck and a basketball space is awesome for active kidsa simple Nordic outdoor play space with a chalkboard, a reading nook, a small sand box and a deck with toys Consider what activities and things your kids love most of all and realize spaces for them outdoors to let children breathe fresh air. A sandbox is the most popular idea for the most little ones; swings will do for different ages and sexes. Make an outdoor play kitchen and a sport ground with various stairs and climbing areas – such ideas always attract different children and inspire them to be active. Make garden tic tac toes, fairy gardens and areas for drawing or chalking; making a teepee or a playhouse, especially on a tree, is a brilliant idea. Make every zone safe – cover it with grass or with sand because kids often run and they can fall – avoid any injuries. The oudoor play area for kids should be colorful or somehow dotted with color to attract kids, so keep it bright. Add colorful and fun toys and other stuff your children may need while playing. Get inspired by the ideas below! a simple outdoor oasis with a sand box, pebbles and a toy space is built of usual materials that most of have at handa small backyard house with a creativity space and lots of blooms around will be loved by your kidsa small teepee is easy to construct, it can be a nap space, a picnic space or a reading zonea stylish modern tree house with a ladder and a small yet cozy play space under it, with toys, pillows and other stuffa green lawn, a wooden house, ladders, a climbing wall, various sporty touches for kids having fun herean old pond or fountain space can be transformed into a playground with sand and pebbles - a building or some other one that your kids may needsubstitute usual stepping stones in the garden with bright numbers to let kids jump and learn numbers at the same timea simple outdoor sand box with a canopy, colorful buntings, balls and a plastic bathtub is a perfect idea for your gardena small tic-tac-toe table with colorful stones is absolutely DIYable and you can make all its parts yourselfa simple rustic place space with a sand box, a wooden table and tree stump stools plus some metal tableware to play witha little fairy garden of a wooden bucket, some plants and blooms and a mushroom house - add some tiny dolls and let your kids play with thema simple playground with lots of toy cars, signs, wood is lined up with old tyres filled with sanda colorful playground with bright buntings, colorful tree stumps as stepping stones, a small sand box of a giant tyrea little tic-tac-toe of a wood slice and colorful bug stones to play it is ideal for outdoorsa colorful outdoor kitchen with wooden shelves, colorful plastic tableware and toys for having funa large chalkboard and colorful chalk will inspire your kids' creativity outdoors, tooa chalkboard, colorful chalk, bright chairs, a red umbrella is a cool kids' creativity nook - and not only for kidsa colorful outdoor space with a blue dining set, colorful chalkboards and a blue sand box with various stuff for playinga small playground with pebbles, stepping stones, colorful little toy cars is a cool and cozy nook to play ina cool outdoor sports ground with climbing walls, ladders, a tyre swing and a small tree house up therea wooden chalkboard table and colorful chalk is great for creativity and art outdoorsa small outdoor playground with green lawn, ladders, nets, a small tree house and a sand box under ita fun and cute outdoor playground with plants, stumps, sand, pebbles, blooms and some garden figurinesan outdoor tree house with an art nook, colorful and shabby chic furniture - just turn your shed into it and that's ita bright play nook outdoors with blooms, green lawn and colorful candle lanterns hanging down from the treea mushroom toy furniture set outdoors is fun, creative and bold, most of kids will love to play herea simple sports ground of wood, with a green lawn, climbing walls and a space to play piratesa creative outdoor play space wiht a climbing wall and a sand box with colorful toyslarge chalkboard flowers attached to the fence look cool and fun and inspire your kids to be creativea small kids' play space of wood, with a climbing wall and a ladder is easy to builda simple sport piece made of usual branches, with wood slices instead of stepping stones is maximally natural and coolan outdoor playground of wood, with swings, ladders, a slide and other stuff, colorful and funa wooden sport complex shaped as a ship, with a slide, ladders, a climbing wall and flagsa colorful fairy playground with bright blooms, tree stumps, painted stones and other stuff for fun
Parents si kecil mulai tertarik dengan lingkungan luar?Proses tumbuh kembang si Kecil akan lebih optimal jika distimulasi dengan tepat, salah satunya yaitu dengan melakukan kegiatan outdoor yang menyenangkan.. Kegiatan outdoor punya banyak manfaat lho!Melakukan aktivitas outdoor akan memberikan si Kecil kesempatan untuk bermain sekaligus belajar.. Mereka akan bereksplorasi di dalam ruang

Cara Menata Ruang Luar outdoor Lingkungan Main Anak Usia Dini PAUD –Ruang luar merupakan lingkungan belajar yang sangat menyenangkan bagi anak. Di ruang luar anak lebih bebas bergerak karena seharusnya ruang luar memfasilitasi perkembangan motorik kasar anak. Lingkungan belajar tidak selalu identik dengan banyaknya alat permainan yang dimiliki, tetapi terlebih penting adalah bagaimana agar anak dapat terlibat aktif di dalam lingkungan belajar tersebut. Tidak pula menjadi arif bila satuan PAUD yang terbatas luas halaman bermainnya diisi dengan alat permainan di luar yang penuh sesak. Anggapan bahwa PAUD yang tidak memiliki alat bermain di luar adalah lembaga PAUD yang kurang bermutu, sudah harus ditinggalkan. Cara Menata Ruang Luar Outdoor Lingkungan Main PAUD Lingkungan adalah guru ketiga bagi anak. Dari lingkungan, anak belajar tentang kebersihan, kerapian, disiplin, kemandirian, semangat pantang menyerah, dan banyak hal lainnya. Oleh karena itu, lingkungan pada Pendidikan Anak Usia Dini harus direncanakan, ditata, dimanfaatkan, dan dirawat secara cermat agar mampu mendukung pencapaian hasil belajar yang telah ditetapkan bersama. Hal yang harus diperhatikan dengan ruang luar Luas area bermain sebagaimana standar internasional menetapkan 7 m2 per anak Ruang bermain outdoor dipastikan tidak terdapat binatang yang menyengat Bak pasir harus ditutup bila tidak digunakan dan dipastikan dalam kondisi kering agar tidak menjadi tempat berkembang biak binatang kecil. Area basah ditempatkan di luar, dekat dengan sumber air, lantai yang tidak licin, sanitasi terjaga baik agar air tidak menggenang. Mainan di ruang luar Bebas dari bahan yang berbahaya. Penataan sarana cukup luas bagi anak bergerak bebas, tidak perlu berdesakan. Ketinggian mainan sebaiknya tidak lebih dari meter dan tingkat kemiringannya sekitar 40o. Dasar seluncuran cukup lembut. Dipastikan tidak mudah patah atau putus. Dikontrol dan diperbaiki secara reguler. Sebaiknya tidak terkena langsung terik matahari. Seluncuran, ayunan, jungkitan, dan sarana bermain outdoor dalam kondisi baik dan catnya tidak mengandung toxin. Jika bahan menggunakan kayu, dipastikan permukaan kayu licin untuk mencegah anak tertusuk serpihannya. Apa yang Harus Dipertimbangkan dalam Membuat Pagar? Pagar pembatas area outdoor dengan tempat umum di luar lembaga diperlukan untuk memastikan bahwa anak-anak tidak bisa terdorong ke dalam situasi berbahaya. Desain dan ketinggian pagar harus sedemikian rupa untuk mencegah anak dapat keluar dengan cara merangkak di bawah Mekanisme penguncian harus disediakan untuk mengatasi potensi berbahaya ketika gerbang tidak ditutup. Pagar dapat menjadi sentra berkebun anak KLIK DISINI, Cara Menata Lingkungan Main/ Belajar PAUD INDOOR Portal pendidikan anak usia dini no. 1 di Indonesia, Kurikulum dan pembelajaran PAUD terbaru. Follow sosial media kami.

LingkunganBermain dan Alat Permainan Anak. Lingkungan bermain dan alat permainan yang aman merupakan salah satu hal utama yang harus diperhatikan pada kegiatan bermain anak. Hoorn, Nourot, Scales, Alward (2007: 96) menyatakan bahwa setiap tahun, ribuan anak mengalami luka ketika bermain dengan mainan komersil yang tidak memenuhi standar kelayakan.
Oleh Kholifah Tinggal di pondok Mahasiswi Al-Husna Prodi Pendidikan Anak Usia Dini, IAIN Madura Sudah lumrahnya anak-anak sangat menyukai kegiatan pelajaran diluar kelas outdoor, dan kegiatan diluar kelas ini merupakan suatu bagian integral dari program anak usia dini. Namun juiga perlu diketahui bahwasanya pembelajaran diluar kelas tak hanya berperan sebagai tempat bermain akan tetapi berperan sebagai wadah untuuk mengekspresikan keinginannya dan sebagai mediapembelajaran yang lebih efektif ketika anak didik merasa bosan dan jenuh didalam kelas. Lingkungan adalah tempat yang sangat cocok untuk anak memulai tumbuh dan berkembang karena pada saat itu tingkat rasa ingin tahunya sangat besar dan menggebu-gebu. Outdoor suatu kegiatan pembelajaran yang secara langsung dilkukan dialam terbuka dengan memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran, kegiatan belajar sambil bermain yang diisi oleh permainan atau ketangkasan dalam usaha membentuk krakter anak percaya diri. Kegiatan permainan dan pembelajaran yang dilakukakan diluar ruangan sebagai variasi metode pendekatan yang digunakan dengan tujuan memperkenalkan lingkungan secara langsung dan melatih psikomotorik anak usia dini. Lingkungan belajar outdoor yaitu lingkungan atau sarana belajar yang berada diluar lingkungan sekolah, dalam arti lingkungan belajar ini diciptakan tidak untuk proses belajar mengajar akan tetapi bisa digunakan untuk proses belajar mengajar, misalnya museum, masjid, monumen, lapangan, tempat wisata dan lain-lain. Samal, 20117 Ada dua alasan penting bermain outdoor diperuntukkan untuk anak usia dini, pertama, banyak kemampuan anak yang harus dikembangkan dan didapatkan oleh anak, karena setiap anak akan sdelalu menghadapi masa perkembangan disetiap harinya maka dari itu perlu adanya wadah untuk memperlancar proses perkembangan anakdengan cepat. Kedua, kebiasaan orang tua yang menjauhkan area bermain dari anak-anak dari berbagai faktor dan lebih memberikan anak-anak tontonan atau bermain computer, selain itu, faktor lingkungan yang tidak aman membuat orang tua menjauhkan anak mereka untuk bermain diluar, padahal bermain langsung dengan lingkungan sangat berpengaruh besar pada anak, karena anak dapat beradaptasi lansung dengan alam, bahkan yang sangat mengkhawatirkan jika anak selalu disuguhi oleh gadget , karena anaka akan memiliki ketergantungan selalu meminta untuk maen gadget tanpa mengenal waktu dan bahkan bisa menjadi benalu bagi anak untuk malas sekolah, sebisa mungkin diperkenlkan pada anak usia dini sewajarnya saja agar tidak terjadi dampak negative yang merugikan anak dikemudian hari. Adapun hal yang paling penting dari penataan lingkungan outdoor adalah anak mendapatkan pengalaman yang unik, misalnya, science yang datang dengan sendirinya secara natural, yaitu bereksplorasi dan mengobservasi dengan tangannya sendiri. Anak dengan lansung dapat melihat perubahan warna, memegagang pohon, mendengar suara hewan, dan mencium udara setelah hujan, anak menggunakan semua perasaan mereka untuk belajar tentang dunianya. Tujuan anak belajar outdoor adalah untuk Berkembangnya sosial emosional, yaitu dengan mengekspresikan kreativitas, dengan membuat berbagai benda seni, mengembangkan permainan baru seperti menyusun puzzle dll. Perkembangan kognitif, yaitu dengan mengembangkan pemahaman konsep awal matematika, menghitung lompatan atau loncatan dll, menghitung jarak dan tinggi pohon. Perkembangan fisik, yaitu dengan mengembangkan motorik halus dan motorik kasar dll. Perkembangan intelektual, diluar ruangan anak melakukan proses belajar melalui interaksi lanngsung dengan benda-benda ataupun berbagai ide, lingkungan diluar ruangan membertikan kesempatan kepada guru untuk membantu anak dan menguatkan kembali konsep-konsep yang dipelajari sebelumnya. Dengan adanya berbagai macam tujuan dari pembelajaran aoutdoor maka anak dapat menemukan karakter dan kemampuan-kemampuan anak, anak jika diberikan kebebasan yang luas untuk mengeksplorasikan segala kemampuannya maka anaka akan tumbuh dengan baik. Rita, 2010 18. Sebagai seorang pendidik harus berhati-hati dalam menjaga anak didik saat proses pembelajaran outdoor, pendidik harus memperhatikan prinsip dalam penataan area bermain outdoor seperti Memenuhi aturan keamanan, kemanan merupakan hal utama yang harus diperhatikan oleh pendidik untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Setelah itu yaitu melindungi dan meningkatkan karakteristik alamiah anak, pada umunya anak-anak secara alamiah sangat menyukai aktivitas diluar ruangan , bagianak situasi dan kondisi apapun dapat menjadi kegiatan yang menarik hal inin harus dijaga dan menjadi bentuk pelayanan guru terhadap anak. Melalui aktivitas outdoor para guru diharapkan memahami kebutuhan untuk bebas bergerak dan mandiri sendiri mendapatkan kesempatan untuk dikembangkan dalam arena outdoor ini. Proses pembelajaran outdoor juga harus didasarkan pada kenbutuhan anak, sebagian besar professional dalam bidang anak usia dini sepakat bahwa bermain dapat meningkatan berbagai aspek perkembangan sekalipun penekanan ditempatkan pada penekanan ditempatkan pada berbagai aspek perkembangan akan bervariasi tergantung pada fokus dan prioritas program yang di berlakukan. Ruang outdoor harus menarik bagi semua indra, Talbot dan Frost 1996 mengajukan beberapa kualitas desain misalnya sensualitas kecemelangan, cara penempatan harus dipertimbangkanb dalam mendesain tempat bermain yang menstimulus rasa takjub dan kepekaan indra anak. Outdoor suatu kegiatan pembelajaran secara langsung dilakukan di alam terbuka dengan memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran, kegiatan belajar sambil bermain diisi oleh permainan atau ketangkasan dalam usaha membentuk kepribadian, memantapkan pemahaman kepemimpinan dan membentuk karakter percaya lingkungan outdoor sangat perlu kita lakukan agar ketika anak-anak didik kita bermain sudah dipastikan mereka nyaman, aman. Perlu dilakukan strategi-strategi yang tepat dalam pengelohan lingkungan belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak. Identitas Penulis; Kholifah, mahasisiwi aktif di IAIN Madura prodi Pendidikan Anak Usia Dini semester gasal III. Memulai menulis di al-husna writing di pondok mahasiswi al-husna yang beralamatkan dijalan perumahan graham blok P-Q. ———– *** ———– . 472 194 10 457 49 497 100 75

lingkungan bermain indoor dan outdoor