PendiriPondok Pesantren Futuhiyyah adalah K.H. Abdurrahman yang mengasuh pesantren hingga wafat pada tahun 1942 (peringatan hari wafat beliau "haul" diselenggarakan setiap tanggal 12 Dzulhijjah). Tongkat estafet kepemimpinan Pondok Pesantren Futuhiyyah diberikan kepada putra sulungnya, KH. Utsman, sepulangnya dari Pondok Pesantren KH.
Pondok Pesantren Futuhiyyah didirikan oleh simbah KH. Abdurrahman bin Qasidil Haq, kurang lebih pada tahun 1901 M. Secara otentik belum dapat dipastikan kapan Pondok Pesantren Futuhiyyah pertama kali didirikan, karena belum ditemukan data yang konkrit akan hal tersebut. Hanya saja menurut cerita orang tua dahulu, ketika terjadi hujan abu akibat letusan Gunung Kelud pada permulaan abad 20, Pondok Pesantren Futuhiyyah sudah berdiri. Jumlah santri waktu itu masih relatif sedikit, hanya berasal dari daerah Mranggen dan sekitarnya. Mereka datang ke Pesantren hanya pada malam hari untuk mengaji sedangkan paginya pulang untuk bekerja, oleh karena itu santri tersebut disebut âsantri kalongâ.Bermula hanya sebuah surau langgar yang sebagian digunakan untuk jamaah, mengaji, musyawarah, dan sebagian lagi digunakan untuk kamar santri. Yang diajarkan waktu itu hanya membaca Al-Qurâan, fashalatan, kitab terjemah makna gandul, mauludan, dan bimbingan praktek tasawwuf dengan melakukan dzikir ala Thoriqah Qadiriyyah wa Abdurrahman mengasuh Pondok Pesantren Futuhiyyah hingga wafat pada tahun 1942 peringatan hari wafat beliau âhaulâ diselenggarakan setiap tanggal 12 Dzulhijjah. Tongkat estafet kepemimpinan Pondok Pesantren Futuhiyyah diberikan kepada putra sulungnya, KH. Utsman, sepulangnya dari Pondok Pesantren KH. Maâsum Lasem, Rembang. Bertepatan dengan lahirnya Jamiâyyah Nahdlatul Ulama pada tahun 1926 yang diikuti dengan berdirinya cabang NU di Demak, KH. Utsman dengan bantuan teman-temannya di NU Mranggen, mendirikan Madrasah Diniyyah Awaliyyah di Pondok Pesantren KH. Utsman masih mempunyai banyak waktu untuk mengurus Pondok Pesantren sekaligus NU Mranggen, namun setelah urusan NU semakin menuntut peran beliau lebih banyak, terutama dalam pembinaan generasi muda dengan menyelenggarakan pelatihan kesenian rodatan dan tabligh ke pedalaman, akhirnya urusan Pondok Pesantren beliau serahkan kepada adiknya, KH. Muslih putra kedua KH. Abdurrahman yang kebetulan saat itu sedang liburan dari Pondok Pesantren dua tahun 1931-1932, KH. Muslih mengemban amanat untuk mengelola dan mengembangkan Pondok Pesantren Futuhiyyah. Namun karena masih belum puas dalam menimba ilmu, akhirnya beliau putuskan untuk kembali ke Pondok Pesantren Termas, dan untuk pengelolaan Pondok Pesantren Futuhiyyah beliau serahkan kepada adiknya, KH. Murodi putra ketiga KH. Abdurrahman.Tahun 1936, KH. Muslih pulang dari Termas, kepemimpinan Pondok Pesantren Futuhiyyah kembali diserahkan kepada beliau, disamping masih tetap dibantu oleh KH. Murodi, hingga akhirnya KH. Murodi dibuatkan Pondok sendiri oleh KH. Abdurrahman diujung barat Desa Suburan yang diberi nama Pondok Pesantren Al-Falah sekarang bernama Pondok Pesantren KH. Murodi. Sedangkan KH. Utsman juga mendirikan Pondok Pesantren sendiri khusus untuk santri putri, yang terletak di pinggir Jalan Raya Mranggen dengan nama Pondok Pesantren bawah kepemimpinan KH. Muslih yang kedua inilah, Pondok Pesantren Futuhiyyah mulai berkembang pesat dan menjadi tujuan para santri dari berbagai daerah untuk menetap/mukim. Bangunan kamar santri mulai didirikan dan langgar direnovasi menjadi awalnya Pondok Pesantren Futuhiyyah lebih masyhur dengan sebutan Pondok Suburan Mranggen. Hal ini disebabkan pada zaman dahulu pesantren umumnya didirikan tanpa diberi nama, kecuali disesuaikan dengan nama kampung atau desa di mana pesantren tersebut berdiri, seperti Pondok Pesantren Sarang, Lasem, Termas, Lirboyo, Ploso, Tebuireng dan tak terkecuali Pondok Pesantren Futuhiyyah yang terletak di Desa Suburan Mranggen. Nama Futuhiyyah sendiri baru muncul sekitar tahun 1927 atas usulan dari KH. Pesantren Futuhiyyah mulai membuka Madrasah Tsanawiyyah, akan tetapi perkembangan Madrasah tersebut sedikit terhambat, bahkan sempat terhenti. Hal ini disebabkan adanya perang di masa penjajahan Jepang maupun perang Kemerdekaan. Pada perang Kemerdekaan 1, pada santri yang berusia belasan tahun santri kecil diungsikan ke Desa Prampelan, Sayung, tempat asal dari Nyai Hj. Marfuâah Siraj istri KH. Muslih. Dirasa masih kurang aman para santri kecil tersebut dipindahkan dari Prampelan ke Desa Tanggung, Kedungjati, Grobogan. Sementara santri yang sudah dewasa ikut memanggul senjata untuk berjuang melawan penjajah, bersama dengan Laskar Sabilillah dan Hizbullah, bahkan Pondok Pesantren Futuhiyyah dijadikan markas besar basis perlawanan penjajah di daerah Semarang saat perang Kemerdekaan 2, para santri mengungsi ke Desa Rimbu, Rejosari, Karangawen hingga peperangan berakhir. Setelah perang Kemerdekaan 2 usai, para santri kembali ke Pondok Pesantren Futuhiyyah untuk melanjutkan kegiatan belajar-mengajar seperti Muslih dibantu beberapa adik dan keluarganya dengan dedikasi dan usaha yang tinggi mulai mengembangkan Madrasah di Pondok Pesantren Futuhiyyah. Kemudian dari sinilah dari tahun ke tahun Pondok Pesantren Futuhiyyah dan Madrasah mulai mengalami perkembangan yang sangat pesat, hingga beberapa lembaga baru didirikan, di antaranya Tahun 1962 Madrasah Aliyah Diniyyah SLTATahun 1963 Madrasah Wajib Belajar MWB dan Madrasah Ibtidaiyah MIUntuk menjawab tantangan zaman dan kebutuhan masyarakat akan pendidikan, Pondok Pesantren Futuhiyyah mendirikan Tahun 1966 Sekolah Persiapan Fakultas Hukum Islam SPFHITahun 1967 Taman Kanak-kanakTahun 1972 Sekolah Umum Tingkat Pertama SMPTahun 1978 Fakultas Syariâah UNNUMenyadari kelemahan managemen yang diterapkan selama ini, KH. Muslih menerima usulan dari putra-putranya untuk mendirikan yayasan di Pondok Pesantren Futuhiyyah, dan pada tahun 1977 dibentuklah yayasan yang bernama Yayasan Futuhiyyah dengan nomor akte 13 tahun 1977 dan Notaris Rusybandi Yahya, SH. pendidikan formal di atas, KH. Muslih dibantu adik, putra dan menantunya juga menyelenggarakan pengajian kitab kuning secara wetonan maupun bandongan di luar jam sekolah. Sebagaimana Pondok Pesantren lainnya, setiap bulan Ramadhan beliau selalu mengadakan pengajian kilatan pengajian kitab kuning yang dikhatamkan dalam waktu singkat, dimulai dari tanggal 17 Syaâban sampai tanggal 25 Ramadhan. Kitab yang pernah dibaca kilatan antara lain Kajian Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih; al-Muhadzab, al-Qulyubi wa Umairoh, al-Mizan al-Kubro, Fathul Muâin, Fathul Wahab, Bidayah al-Mujtahid dan Jamâul Jawamiâ. Kajian Ilmu Alat gramatikal Bahasa Arab; Syarah Ibnu Aqil, Dahlan Alfiyyah, Hasyiah Khudory, Mughni Labib, dan Uqudul Juman. Kajian Ilmu Hadits; Shahih Bukhori, Shahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan Nasai dan Sunan Ibnu Majah. Kajian Ilmu Tafsir; Tafsir Munir dan Tafsir mengajar santri, KH. Muslih juga turut mengembangkan aktivitas kemasyarakatan dengan menyebarkan Thariqah Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah. Beliau juga menjadi salah satu kiai yang menginisiasi berdirinya JATMAN Jamâiyyah Ahlit Thariqah al-Muâtabarah an-Nahdliyyah. Banyak kiai, santri dan masyarakat awam yang ingin baiat Thariqah yang kemudian datang ke KH. Muslih, dari beliau kemudian lahir ulama-ulama besar dalam bidang kethariqahan, sehingga KH. Muslih dijuluki sebagai âSyaikhul Mursyidinâ gurunya para mursyid Muslih mengasuh Pondok Pesantren Futuhiyyah hingga akhir hayatnya. Beliau wafat dalam perjalanan ibadah Haji pada hari Rabu, 12 Syawal 1401 H, bertepatan dengan tanggal 10 Agustus 1981, di Jeddah, Saudi Arabia. Beliau dimakamkan di Komplek Pemakaman Maâla di Makkah al-Mukarramah, bersebelahan dengan makam Sayyidah Asmaâ binti Abu Bakr as-Shiddiq KH. Muslih wafat, kepemimpinan Pondok Pesantren Futuhiyyah dipegang oleh putra pertamanya, KH. Luthfil Hakim dengan didampingi oleh pamannya, KH. Ahmad Muthohar putra ke empat KH. Abdurrahman dan dibantu oleh keluarga besar Bani Abdurrahman. Semua kegiatan keilmuan dan kemasyarakatan yang semula dijalankan dan dimonitor sendiri oleh KH. Muslih, kini dilaksanakan secara kolektif, bersama-sama oleh keluarga besar Bani Abdurrahman yang sebagian besar menjadi pengurus Yayasan Pondok Pesantren periode ini, setelah terbentuknya Yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah, perkembangan Pondok Pesantren dari hari ke hari semakin pesat, baik dari segi fisik/sarana pendidikan, maupun dari jumlah santri/peserta didik. Bangunan Masjid yang semula berlantai satu kemudian ditingkat menjadi dua lantai dan dipermanenkan. Bangunan kamar ditambah menjadi 2 komplek secara permanen, juga ditambah aula dan ruang pembangunan lembaga sendiri meliputi Tahun 1983 Madrasah Tsanawiyah 2Tahun 1983 Madrasah Aliyah 2Tahun 1983 Sekolah Menengah Atas SMATahun 1990 Fakultas Syariâah IIWSTahun 1996 TPQTahun 1998 Sekolah Menengah Kejuruan SMK Luthfil Hakim sebagai pengasuh utama meneruskan pengajaran di Pondok Pesantren Futuhiyyah yang sudah dijalankan oleh ayahnya, KH. Muslih, dengan dibantu oleh pamannya, KH. Ahmad Muthohar. KH. Luthfil Hakim mengajarkan kitab kuning secara rutin baâda Maghrib di Aula Ndalem Kyai Muslih. Kitab yang beliau ampu antara lain Syarah Ibnu Aqil, Tafsir Jalalain dan Riyadus Shalihin. Setelah Isyaâ pengajian santri diteruskan dengan Madrasah Diniyyah sesuai kurikulum kelas KH. Ahmad Muthohar, mengajar kitab sehabis Ashar, kitab yang beliau ampu yaitu al-Hikam, Sahih Bukhori, dan Iâanah at-Thalibin. Untuk pengajian baâda Subuh, santri diperbolehkan untuk mengaji Al-Qurâan ke rumah KH. Mubibbin Muhsin Pengasuh Pondok Pesantren Al-Badriyyah. Secara fungsional, KH. Luthfil Hakim bertugas mengontrol dan mengarahkan kegiatan santri di Pondok Pesantren, sedangkan untuk menjadi imam jamaah shalat rawatib beliu serahkan kepada KH. Ahmad meneruskan Pesantren dari ayahnya, KH. Luthfil Hakim juga meneruskan perjuangan KH. Muslih dalam membesarkan Thariqah Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah. Bahkan di era KH. Luthfil Hakim, jamaâah Thariqah tidak hanya berasal dari Jawa Tengah saja, tapi hampir ke seluruh plosok tanah Jawa sampai ke Pulau Sumatra. Bahkan beliau juga menyebarkan Thariqah hingga ke Negri Jiran Malaysia luthfil Hakim meninggal pada hari Senin, 29 November 2004/16 Syawal 1425 H, setelah sakit hampir selama 2 tahun. Selang 7 bulan kemudian, tepatnya tanggal 22 Juni 2005/15 Jumadal Ula 1426 H, disusul KH. Ahmad Muthohar meninggal dunia. Beliau berdua dimakamkan di Komplek Pemakaman Bani Abdurrahman, bersebelahan dengan makam para pendahulu Pesantren Futuhiyyah; KH. Abdurrahman, KH. Usman dan KH. Murodi. Afadhallahu aâlaina min Barokatihim wa Asrorihim wa Ulumihim fi ad-Dunya wal Akhirah KH. Luthfil Hakim, estafet kepemimpinan Pondok Pesantren Futuhiyyah diteruskan oleh adik beliau, KH. Muhammad Hanif putra kedua KH. Muslih. Di bawah kepemimpinan KH. M. Hanif, Pondok Pesantren Futuhiyyah semakin berkembang. Dari segi fisik bangunan, Yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah terbentang hampir mengelilingi wilayah Desa Suburan. Pengelolaan administrasi yang baik juga mendorong percepatan pembangunan dengan masif. Bahkan beliau bertekad mengembangkan Pondok Pesantren Futuhiyyah hingga memiliki perguruan tinggi sendiri Maâhad Aly.Dari segi pengajaran tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya, beliau, KH. Muhammad Hanif mengajar kitab secara bandongan kepada seluruh santri sehabis jamaah shalat Subuh. Kitab yang beliau ajarkan adalah Tafsir Jalalain dan Bulugh al-Marom. Setelah itu santri melanjutkan kegiatan dengan sekolah formal sesuai jenjangnya masing-masing sampai siang hari. Selepas itu santri bebas bermain asalkan masih berada di dalam lingkungan Pondok Pesantren Futuhiyyah. Kegiatan dimulai kembali setelah jamaah shalat Ashar, yaitu pengajian kitab oleh para Gawagiz dan asatidz Pondok. Kitab yang dikaji ialah Arbain Nawawi, Taâlim Mutaâallim, Jalaâu al-Afham Syarah Aqidatul Awwam, Tibbun Nabawi dan Bulugh al-Marom. Dilanjut pengajian Al-Qurâan baâda Maghrib dan Madrasah Diniyyah sehabis Isyaâ.Selain mengasuh Pondok Pesantren Futuhiyyah, KH. M. Hanif juga meneruskan perjuangan ayah dan kakaknya dalam menyebarkan Thariqah Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah. Setiap setahun sekali pasti diadakan Tawajuhan Akbar di Pondok Pesantren Futuhiyyah, guna mengumpulkan para murid yang berasal dari berbagai daerah untuk bermuwajjahah dan dzikir Muhammad Hanif wafat pada Kamis, 10 Desember 2020. Setelah kepemimpinan beliau, tampuk kepengasuhan Pondok Pesantren Futuhiyyah diteruskan oleh putra pertama dari KH. Luthfil Hakim, yaitu KH. Ahmad Said Lafif hingga sekarang. Hal ini sesuai dengan pesan yang tertulis dalam buku wasiat KH. Muslih Abdurrahman. Dalam buku tersebut, KH. Muhammad Hanif berwasiat bahwa nadzir pertama Pondok Pesantren Futuhiyyah selepasnya ialah putra pertama KH. Luthfil Hakim, yaitu KH. Ahmad Said Lafif. Dan sebagai nadzir kedua adalah putra pertama KH. Muhammad Hanif, yaitu KH. Ahmad Faizurrahman. Selain aktif mengurus Pondok Pesantren dan Yayasan Futuhiyyah Mranggen Demak, KH. Ahmad Said Lafif juga aktif di Organisasi Jamâiyyah Ahli Thariqah Muâtabarah an-Nahdliyyah JATMAN, seperti tradisi yang telah dilakukan oleh ayahnya KH. Luthfil Hakim dan kakeknya KH. Muslih Abdurrahman.Dari tahun ke tahun jumlah santri Pondok Pesantren Futuhiyyah semakin bertambah banyak, asal daerahnya pun semakin meluas, pada tahun 2016-2019 saja tercatat asal santri terdiri dari Pulau Jawa Jateng, Jatim, Jabar, DIY, dan Jabodetabek. Luar Jawa Bali, Lampung, Palembang, Riau, Aceh, Kalimantan, dan bahkan ada santri yang berasal dari Nusa Tenggara Timur. Dari sekian santri, 65% di antaranya mukim di Pondok Pesantren Futuhiyyah dan selebihnya melaju dari daerahnya masing-masing. Santri yang mukim ditampung di Pondok Pesantren Futuhiyyah dan Pondok Pesantren dibawah naungan Yayasan keluarga atau Pondok Pesantren yang ada di sekitar lingkungan Pesantren Futuhiyyah terletak di Desa Suburan Barat, Mranggen, Kabupaten Demak. Sekitar 200 meter dari Jalan Raya Semarang-Purwodadi, KM 13,5. Menepati area seluas Ha, berada di tengah-tengah perkampungan dengan batas-batas Desa brumbung di sebelah Utara, Desa Suburan Timur di sebelah Timur, Desa Suburan Tengah di sebelah Selatan dan Desa Suburan Barat di sebelah Barat.Diolah dari berbagai Sumber
Pengajaranbeliau berlangsung di Masjid An Nur, milik Pondok Pesantren Futuhiyyah. Seiring berjalannya waktu, pondok-pondok pesantren di sekitar Desa Mranggen tumbuh dan berkembang sesuai engan bidang masing-masing. Akhirnya beliau tidak lagi mengajar di luar pesantren Al Badriyyah, karena sudah banyak penerus yang sudah siap dan mampu untuk
Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak Bagi masyarakat Indonesia, pendidikan diniyah atau agama sangat penting. Pondok pesantren menjadi pilihan banyak orang untuk menimba ilmu agama Islam. Salah satu pondok pesantren yang terkenal di Jawa Tengah adalah Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak. Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak berada di Desa Mranggen, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Pondok pesantren ini didirikan oleh KH. Masduki dan saat ini dipimpin oleh KH. M. Muhtadi. Sejarah Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak didirikan pada tahun 1962 oleh KH. Masduki. Saat itu, Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak masih berupa pondok kecil yang hanya mampu menampung beberapa santri saja. Namun, dengan semangat dan tekad yang kuat, KH. Masduki terus mengembangkan pondok pesantren ini. Pada tahun 1970, KH. Masduki membeli tanah seluas 2 hektar untuk membangun pondok pesantren yang lebih besar. Dalam waktu yang singkat, pondok pesantren ini berkembang pesat dan menjadi salah satu pondok pesantren terbaik di Jawa Tengah. Fasilitas Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak memiliki fasilitas yang lengkap untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dan kehidupan santri. Beberapa fasilitas yang tersedia di antaranya Asrama santri Musholla Perpustakaan Laboratorium komputer Lapangan olahraga Kantin Selain itu, Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak juga memiliki program ekstrakurikuler yang dapat membantu mengembangkan bakat dan minat santri. Beberapa program ekstrakurikuler yang tersedia di antaranya adalah pidato, qiraâatul kutub, dan keterampilan tangan. Biaya Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak Salah satu hal yang menjadi pertimbangan bagi orang tua dalam memilih pondok pesantren adalah biaya. Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak menawarkan biaya yang terjangkau untuk para santri. Biaya yang dikenakan untuk santri baru di Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak sebesar Rp. per tahun. Biaya tersebut sudah termasuk biaya asrama, makan, dan kegiatan belajar mengajar. Bagi santri yang sudah masuk tahun kedua ke atas, biaya yang dikenakan sebesar Rp. per tahun. Tujuan Pendirian Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak Tujuan pendirian Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak adalah untuk memperkenalkan ajaran agama Islam secara benar dan sesuai dengan Al-Qurâan dan Hadits. Di samping itu, Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak juga bertujuan untuk membentuk generasi muda yang cerdas, berakhlak mulia, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak juga memberikan pelajaran-pelajaran umum seperti bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika, dan IPA. Hal ini dilakukan untuk membantu santri dalam menghadapi dunia yang semakin kompleks. Kegiatan di Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak Santri di Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak memiliki jadwal harian yang padat. Kegiatan di pondok pesantren dimulai dari shalat subuh berjamaah hingga shalat isyaâ berjamaah. Setelah shalat subuh, santri melakukan kegiatan membaca Al-Qurâan dan dzikir. Kemudian, diikuti dengan kegiatan belajar mengajar hingga sore hari. Selain kegiatan belajar mengajar, santri di Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak juga melaksanakan kegiatan-kegiatan lain seperti pengajian, bimbingan belajar, dan tadarus Al-Qurâan. Prestasi Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak sudah banyak meraih prestasi di bidang agama dan akademik. Beberapa prestasi yang pernah diraih antara lain Juara 1 Lomba Santri Pintar Tingkat Jawa Tengah Tahun 2018 Juara 1 Lomba Pidato Tingkat Jawa Tengah Tahun 2019 Juara 2 Lomba Hafiz Al-Qurâan Tingkat Jawa Tengah Tahun 2020 Prestasi yang diraih oleh Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak ini menunjukkan bahwa pondok pesantren ini mampu menghasilkan santri yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat nasional. Keunggulan Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pondok pesantren lainnya. Beberapa keunggulan tersebut di antaranya adalah Biaya yang terjangkau Fasilitas yang lengkap Program ekstrakurikuler yang beragam Guru dan pengajar yang berkualitas Santri yang berakhlak mulia dan disiplin Keunggulan-keunggulan tersebut membuat Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak menjadi salah satu pilihan terbaik bagi orang tua yang ingin menitipkan anaknya untuk menimba ilmu agama Islam. Kesimpulan Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak adalah salah satu pondok pesantren terbaik di Jawa Tengah yang menawarkan biaya yang terjangkau. Pondok pesantren ini memiliki fasilitas yang lengkap dan program ekstrakurikuler yang beragam. Tujuan pendirian Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak adalah untuk memperkenalkan ajaran agama Islam secara benar dan sesuai dengan Al-Qurâan dan Hadits. Selain itu, pondok pesantren ini juga bertujuan untuk membentuk generasi muda yang cerdas, berakhlak mulia, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak sudah banyak meraih prestasi di bidang agama dan akademik. Prestasi-prestasi tersebut menunjukkan bahwa pondok pesantren ini mampu menghasilkan santri yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat nasional. Bagi orang tua yang ingin menitipkan anaknya untuk menimba ilmu agama Islam, Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak adalah salah satu pilihan terbaik.
Halini karena ia lebih memusatkan perhatiannya da'wah keliling dan NU cabang Mranggen, sedangkan KH. Murodi melanjutkan belajar di Makkah. Disamping itu ia juga membuka pesatren khusus putri yang diberi nama An Nuriyyah, sampai akhir hayat beliau tetap membantu pengajaran di pondok Futuhiyyah meski ia sudah memiliki pesantren sendiri.
Jika Anda sedang mencari pondok pesantren di Demak, maka tepat sekali jika mampir di artikel ini. Soalnya, kami akan berbagi wawasan mengenai Anda ketahui, saat ini berdasarkan bank data pesantren yang terdapat di situs resmi Kementerian Agama, di Kabupaten Demak terdapat sekitar 107 Pondok Pesantren. Adapun total santrinya berjumlah kurang lebih Jumlah tersebut terbagi menjadi santri mukim, dan santri non mukim alias Pesantren Bustanu Usysyaqil Qurâan DemakPondok Pesantren Futuhiyyah MranggenPondok Pesantren Tahfidz Raudlatul QurâanPondok Pesantren Al HidayatPondok Pesantren Miftahul Ulum DemakPondok Pesantren Al FalahPondok Pesantren Fathul Huda DemakPondok Pesantren Bustanu Usysyaqil Qurâan DemakKredit Foto Alief ElitePesantren terbaik di Demak pertama yang akan kami bahas adalah Ponpes Bustanu Usysyaqil Qurâan. Pesantren ini didirikan oleh seorang ulamaâ yang memiliki sejarah dan nasab yang cemerlang. Beliau adalah KH. R. Muhammad, putra dari KH. Mahfudz At Tarmasi, seorang ulamaâ jawa yang aktif dalam percaturan pemikiran ulama-ulama Timur Tengah pada abad ke-18 satu keunggulan dari pesantren ini terletak pada bidang menghafal Al Qurâan. Terdapat program khusus menghafal 30 juz secara berjenjang. Setiap santri yang menghafal 5 juz, maka akan melakukan test semaan, begitu pula kelipatannya. FYI, Semaan adalah ujian menalar Al-Qurâan di depan banyak terdapat pula program qiraah sabâah. Santri yang mengikuti program ini adalah santri yang memang dianggap mampu oleh pengasuh. Dengan demikian, tidak setiap santri yang telah khatam bil ghoib, melanjutkan ke program ini, metode pengajarannya adalah musyafahah /talaqqi dan santri menulis terlebih dahulu ayat-ayat Al Qurâan yang akan di baca di depan itu, terdapat juga program madrasah diniyyah. Pada program ini santri akan ditekankan mengkaji kitab-kitab kuning. Madrasah Diniyyah ini terbagi menjadi beberapa kelas, yaitu kelas I, kelas II, kelas III, dan kelas Istimewa untuk santri yang masih dalam persiapan untuk mengikuti program tahfizh atau sedang menjalaninya.Namun sayangnya, kami belum berhasil mendapatkan informasi mengenai informasi biaya pendaftaran dan alamat lengkap pesantren ini adalah Jl. Sunan Kalijaga Tanubayan, Bintoro, Kec. Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah 59517Website resmi âPondok Pesantren Futuhiyyah MranggenKredit Foto Dhika MayraSelanjutnya adalah Ponpes Futuhiyyah. Pesantren yang satu ini memiliki sejarah yang sangat panjang. Telah berdiri sejak tahun 1901, pesantren ini telah berhasil menghasilkan ribuan santri ini kegiatan pendidikan yang dikelola Pesantren Futuhiyyah meliputi pendidikan keagamaan dan umum, pendidikan itu antara lain sebagai berikut 1. Taman Pendidikan al-Quran TPA; 2. Taman Kanak-Kanak TK masyitoh; 3. Madrasah Ibtidaiyah MI; 4. Madrasah Tsanawiyah 1 MTS 1 putra dan MTS 2 putri; 5. Madrasah Aliyah 1 MA 1 putra dan MA 2 putri; 6. Sekolah Menengah Pertama SMP; 7. Sekolah Menengah Atas SMA; 8. Sekolah Menengah Kejuruan SMK.Kurikulum yang digunakan di pendidikan formal tersebut mengacu kepada kurikulum Kementerian Agama RI untuk MI, MTS dan MA. Sedangkan untuk SMP menggunakan kurikulum terdapat juga pendidikan non formal. Pendidikan tersebut berupa madrasah diniyyah dan takhassus pendalaman kitab kuning. Pengajian kitab-kitab kuning tersebut menggunakan metode sorogan atau sayangnya, kami belum berhasil mendapatkan informasi mengenai informasi biaya pendaftaran dan alamat lengkap pesantren ini adalah Jalan Suburan Barat Mranggen, Brumbung, Kec. Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah 59567Website resmi Pesantren Tahfidz Raudlatul QurâanKredit Foto Evy MustaghfirohBerikutnya adalah Ponpes Tahfidz Raudlatul Qurâan. Pesantren yang satu ini sesuai namanya akan terfokus kepada Tahfidz Al Qurâan. Setiap santri yang lulus dari jenjang SD, maka harus menghafal minimal 5 juz. Adapun yang lulus dari jenjang SMP, maka mesti menghafal minimal 15 kurikulum pendidikannya, pesantren ini mengkolaborasikan pendidikan tahfidz Al-Qurâan dan pendidikan formal sesuai kurikulum pendidikan nasional. Sehingga setelah lulus, anak menjadi manusia yang matang menguasai Ilmu Agama/ Al-Qurâan dan fasih dalam menguasai Ilmu Pengetahuan itu, ada 3 pondasi pendidikan yang akan dibangun oleh pendidik di pesantren ini. Pertama adalah membangun nilai-nilai keislaman yang moderat ala ahlus sunnah wal jamaah. Kedua adalah menumbuhkan kecintaan terhadap Al Qurâan dengan pembiasaan menghafal dan dijadikan dzikir sehari-hari. Ketiga adalah merangsang kecintaan anak kepada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta melatih kemampuan berbahasa Asing bahasa Arab dan Bahasa Inggris.Namun sayangnya, kami belum berhasil mendapatkan informasi mengenai informasi biaya pendaftaran dan alamat lengkap pesantren ini adalah Jl. Lingkar Km. 06 No. 7, Mranak, Kec. Wonosalam, Kab. Demak Prov. Jawa Tengah Website resmi Pesantren Al HidayatKredit Foto Ibtidaiyyah Al HidayatSelanjutnya adalah Ponpes Al Hidayat. Sistem Pendidikan di pesantren ini tetap melestarikan system tradisional. Di pesantren ini kegiatan terfokus pada ngaji bandongan, sorogan dan musyawarah serta ditunjang dengan kegiatan belajar mengajar di kurikulum pendidikan Madrasah AI Hidayat merupakan kombinasi dari mata pelajaran yang diajarkan di pesantren Ploso dan Sarang. Hal itu karena rata-rata guru didik yang ada di madrasah adalah alumni pesantren Ploso dan Sarang yang sebelumnya juga pernah nyantri di PP. Al pesantren ini, nilai-nilai pendidikan tidak hanya berfokus pada peningkatan intelektual para santri dalam iImu syariat talimiyah, melainkan juga dalam aspek tarbiyah. Oleh karena itu, selain kegiatan yang berguna untuk mengembangkan intelektual, para santri AI Hidayat sangat dianjurkan untuk mengikuti riyadhah atau tirakat seperti puasa dalail, manaqib, ngrowot, Pesantren Al Hidayat juga ada kegiatan ekstrakurikuler berupa pencak silat PSHT yang terlaksana setiap hari Iibur yaitu malam Jumat sehingga tidak mengganggu kegiatan wajib. Dua kegiatan ini tirakat dan pencak silat dimaksudkan supaya santri siap melakukan amar maâruf nahi munkar berjuang menyebarkan agama dan tahan terhadap arus kehidupan yang akan dihadapi setelah boyong dari sayangnya, kami belum berhasil mendapatkan informasi mengenai informasi biaya pendaftaran dan alamat lengkap pesantren ini adalah Temuroso, Guntur, Kabupaten Demak, Jawa Tengah 59565Website resmi âPondok Pesantren Miftahul Ulum DemakKredit Foto Ahmad ZubairBerikutnya adalah Ponpes Miftahul Ulum. Pesantren yang satu ini bisa dibilang salah satu yang tertua di Demak. Tepatnya pesantren ini berdiri satu tahun setelah kemerdekaan Indonesia, yaitu pada tahun 1946. Selama 75 tahun perjalanannya, pesantren ini terlah berhasil menelurkan puluhan ribu santri pendidikannya, pesantren ini memiliki corak khas NU. Maka tak heran santri-santri Miftahul Ulum memiliki pemahaman aswaja yang sangat kuat. Pengajaran kitab-kitabnya pun sangatlah itu, kini pesantren ini juga telah menyelenggarakan pendidikan formal. Tersedia jenjang pendidikan formal dari tingkat MTS-MA. Fasilitas yang terdapat di pesantren ini pun terbilang cukup lengkap. Selain itu, beberapa ekstrakulikuler pun tersedia bagi para santri yang mengaji di pesantren sayangnya, kami belum berhasil mendapatkan informasi mengenai informasi biaya pendaftaran dan alamat lengkap pesantren ini adalah Jl. Diponegoro Rw. 4, Jogoloyo, Kec. Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah 59571Pondok Pesantren Al FalahSelanjutnya adalah Ponpes Al Falah. Pesantren ini didirikan oleh KH Abdur Rosyid bin Kasnawi pada tahun 1963. Dahulunya pesantren ini bernama Pondok Pesantren Tarbiyatul Athfal, kemudian atas anjuran dari guru sang pendiri yang merupakan Pendiri Pondok Pesantren Miftahul Falah Demak untuk mengubah nama pesantren beliau menjadi Al ini merupakan pesantren dengan tipe kombinasi, karenanya aktivitas di pesantren ini bermacam-macam. Mulai Salafiyah dengan pembelajaran kitab-kitab salaf, Qurâaniyah dengan mencetak para panghafal qurâan dan lain-lain. Selain itu itu juga aktivitas Madrasah Diniyah mulai tingkatan wustho hingga itu, kini pesantren ini juga telah menyelenggarakan pendidikan formal. Tersedia jenjang pendidikan formal dari tingkat MI-MA. Fasilitas yang terdapat di pesantren ini pun terbilang cukup lengkap. Selain itu, beberapa ekstrakulikuler pun tersedia bagi para santri yang mengaji di pesantren sayangnya, kami belum berhasil mendapatkan informasi mengenai informasi biaya pendaftaran dan alamat lengkap pesantren ini adalah Jl. Diponegoro, Rw. 2, Jogoloyo, Kec. Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah 59571Website resmi âPondok Pesantren Fathul Huda DemakPesantren terakhir yang akan kami bahas adalah Ponpes Fathul Huda. Pesantren ini berdiri pada tahun 1974, yang didirikan oleh KH. Maâshum Mahfudzi. Setelah beliau berhasil mendirikan Pondok Pesantren pada tahun 1957, beliau mendirikan Madrasah Diniyah yang pada hakikatnya madrasah diniyyah inilah yang melatar belakangi berdirinya Pondok Pesantren. Kemudian beliau mendirikan MI dan akhirnya kira-kira tanggal 12 Januari 1984 beliau mendirikan MTs dengan nama MTs Fathul Huda. Dan hingga saat ini telah terdapat juga pendidikan jenjang pengurus senantiasa berupaya menjadikan santri pesantren ini mempunyai budi pekerti yang baik sesuai dengan ajaran Islam, tekun melaksanakan ibadah wajib maupun sunnah, santun dalam bertutur dan berperilaku, dan unggul dalam prestasi akademik dan non akademik sebagai bekal melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan atau hidup sayangnya, kami belum berhasil mendapatkan informasi mengenai informasi biaya pendaftaran dan alamat lengkap pesantren ini adalah Karanggawang, Sidorejo, Kec. Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah 59563 Website resmi sudah ada gambaran mau nyantri di Pondok Pesantren di Demak yang mana? Oh ya, jika Anda tahu ada pondok bagus yang belum kami list, infokan di komentar ya!Baca JugaDaftar ++500 Pesantren Terbaik di IndonesiaRekomendasi 9 Pesantren Terbaik di KudusRekomendasi 7 Pesantren Terbaik di Grobogan
DaftarEvent Festival Pesantren Kabupaten Demak. Baru. Link Video. 2022-03-21 10:00:00 PENA ZIARAH ASJ ALHAMDULILLAH JUARA 1 DALAM ACARA KARNAVAL 1 MUHARRAM 1441 H ANTAR PONDOK SE KABUPATEN DEMAK PP ASSUJUUDIYYAH. Read more Baru. Link Video. 2019-09-27 13:00:00 Biaya PendaftaranGratis; DokumenDokumen berkas dikirim; Fasilitas
ï»żKompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sejarah Perkembangan Pendidikan Pon-Pes AL-ANWAR Mranggen DemakOleh Mahasiswa PAI Tarbiyah UNISSULA Muhammad AbidAbidcuahkangkung PESANTREN Dilihat dari Letak geogafrisnya, Pendidikan Pon-Pes Al-Anwar berada di Desa Suburan Mranggen, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Lembaga Pendidikan ini awal mula Didirikan pada hari Sabtu Kliwon atau 29 ramadhan 1414 dalam hitungan Hijriyah dan 12 Maret 1994 hitungan Masehi., usia yang relative masih muda tentunya, jika dibanding dengan Lembaga Pendidikan Pon-Pes yang banyak tersebar di Kecamatan Mranggen khususnya di sekitaran Desa Suburan Mranggen sendiri, yang di daerah tersebut terdapat pondok induk yaitu Lembaga Pendidikan Pon-Pes Futuhiyyah Mranggen. SEJARAH BERDIRINYAAsal Usul atau sejarah berdirinya Lembaga Pendidikan Pon-Pes Al-Anwar ini tidak dapat lepas dari keterkaitannya dengan Pondok Pesantren An-Nur yang dulu di asuh oleh belaiu KH. Utsman bin Abdurrahman dan dilajutkan oleh KH. Mustawam dimana sebelum berganti nama menjadi Pondok Pesantren al-Anwar, Pondok Pesantren An-Nur menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Pondok Pesantren Al-Anwar hasil wawancara dengan KH. Abdul Bashir Hamzah tanggal 7 Januari 2023.Pondok Pesantren An-Nur adalah Lembaga Pendidikan Pon-Pes putra dan putri yang berada di sebelah selatan jalan raya Mranggen, yang lokasinya tidak jauh dari tempat berdirinya Pon-Pes Al-Anwar sekarang, juga masih berada di lingkungan Pondok induk Pondok pesantren Futuhiyyah suburan mranggen. Dimana sebelumnya, Pondok Pesantren An-Nur itu di kelola dan di asuh oleh beliau KH. Mustawam yaitu abah dari Umi Hj. Chafidlotul Ulya atau Istri dari KH. Abdul Bashir Hamzah yang sekarang masih menjadi pengasuh sekaligus pendiri Pon-Pes Al-Anwar Mranggen Demak, Dari kedua pesantren inilah asal usul berdirimya Pon-Pes Al-Anwar. 1 2 3 4 5 6 7 Lihat Pendidikan Selengkapnya
Pengaruhkepemimpinan kepala madrasah terhadap kinerja guru MI se-Kecamatan Mranggen Kab Demak tahun ajaran 2014/2015 oleh: Umam, Khotibul Terbitan: Implementasi ta'zir untuk mengembangkan kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak oleh: Kafid, Muhammad Nurul Terbitan: (2014) Opsi Pencarian. Sejarah Pencarian;
Taâaruf Pengasuh dan Santri Baru Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak Tahun 2022Selasa 19/7/2022, Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak melaksanakan Taâaruf Pengasuh dengan santri baru angkatan th. 2022. Acara tersebut diadakan pada pukul 2000 WIB di Masjid An-Nur Pondok Pesantren Futuhiyyah. Mauidhoh sekaligus pengarahan disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Futuhiyyah Romo KH. A. Said Lafif Hakim, didampingi dengan adik-adik beliau Gus H. Fahim Hakim, Gus H. Faruq [âŠ] Vakum 2 Tahun Karena Pandemi, Haul Simbah KH. Abdurrahman bin Qasidil Haq Diselenggarakan Tahun 2022 ini Setelah sempat vakum selama hampir 2 tahun karena pandemi, akhirnya pada tahun ini Pondok Pesantren Futuhiyyah, Mranggen, Demak dapat menyelenggarakan acara Haul Simbah KH. Abdurrahman bin Qasidil Haq secara langsung. Dimulai dengan rangkaian simaâatul Qurâan oleh keluarga besar bani Abdurrahman dan Tahlil-Manakib bersama masyarakat sekitar Suburan pada Selasa 10/17/2022. Kemudian puncak acara peringatan Haul [âŠ]
. 392 206 60 240 496 267 74 298
biaya pondok pesantren futuhiyyah mranggen demak